Karanganyar, Gatra.com - Sekolah Dasar (SD) negeri maupun swasta dan sederajat di Kabupaten Karanganyar yang telah menyelesaikan vaksinasi dosis I bagi peserta didik usia 6-11 tahun, mulai memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) penuh. PTM 100 persen tersebut dimulai sejak 2 Februari 2022.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar, Yopi Eko Jatiwibowo mengatakan PTM 100 persen jenjang SD merupakan tindak lanjut dari tuntasnya vaksinasi anak dosis I.
“Yang usia 6-11 tahun sudah divaksin semuanya untuk dosis I. Sesuai aturan dari pusat, diperbolehkan menggelar PTM 100 persen. Kami juga memastikan guru serta tenaga kependidikan sudah vaksinasi sampai dosis II,” kata Yopi kepada wartawan di Karanganyar, Jumat (4/2).
Adapun sasaran vaksinasi usia 6-11 tahun sebanyak 81.828 anak. Vaksinasi tersebut berlangsung selama sebulan terakhir oleh vaksinator dari Puskesmas dan mitra kerja pemerintah.
Yopi mengatakan penyelenggaraan PTM 100 persen terus dipantau. Pihak sekolah membentuk Satgas mandiri untuk memastikan protokol kesehatan dipatuhi. Seperti pemakaian masker, cuci tangan pakai sabun di air mengalir, tanpa jajan di kantin sekolah maupun luar sekolah dan skrinig suhu tubuh sebelum masuk kelas.
UPT dinas pendidikan di tingkat kecamatan wajib melaporkan perkembangan harian penyelenggaraan PTM di sekolah wilayah kerjanya. Yopi meminta puskesmas di lokasi terdekat sekolah memberi perhatian khusus dalam penyelenggaraan PTM 100 persen.
“Sekolah harus koordinasi ke puskesmas. Jangan sampai kecolongan. Akibatnya fatal. Kita sudah nyicil ayem karena anak-anak vaksinnya bagus,” katanya.
Dikatakannya, PTM 100 persen jenjang SMP sudah dimulai lebih dulu. Sejauh ini belum ada laporan penularan Covid-19 di lingkungan sekolah penyelenggara PTM 100 persen.
Sementara itu Anggota Komisi D DPRD Karanganyar, Endang Muryani meminta sekolah tidak lantas menghentikan model pembelajaran jarak jauh (PJJ) meski PTM 100 persen berlangsung. Bagi siswa yang berhalangan mengikuti PTM penuh harus terus dipantau kondisinya.
“Sistem daring itu ada bagusnya juga. Bagi mereka yang berhalangan mengikuti karena suatu hal. Anak yang izin sakit harus dipantau. Bagaimana kondisinya dan apakah memungkinkan melanjutkan KBM sistem PTM,” katanya.
Sebelumnya, KBM di SD berlaku separuh tatap muka dan separuh daring.