Jakarta, Gatra.com- Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Brahmana Askandar mengungkapkan, kasus kanker serviks di Indonesia ada di urutan nomor dua. Menurut dia, seharusnya hal itu tidak boleh terjadi.
"Terbanyak nomer dua, tetapi masih terjadi," ucap Brahmana, dalam sambutannya via Zoom di webinar Hari Kanker Sedunia bertajuk "Ayo Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Sekarang juga", yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Jumat (4/2).
Merujuk data Kementerian Kesehatan per 31 Januari 2019, kasus kanker serviks terjadi pada 23,4 per 100.000 penduduk. Dimana rata-rata kematian mencapai 13,9 per 100.000 penduduk.
Konsultan Onkologi Ginekologi itu mengatakan, seharusnya angka itu dapat ditekan dengan skrining yang baik dan vaksinasi. Dengan demikian tidak boleh ada seorang perempuan pun terjangkit kanker serviks. Karena ini adalah sesuatu yang bisa dicegah.
"Kanker serviks itu pencegahannya sederhana, hanya dengan skrining plus vaksinasi," kata Brahmana.
Dia mengatakan, kalau angka kanker serviks ini tidak turun, maka kualitas kesehatan di Indonesia otomatis akan terpengaruh. Ia menyebut kanker seharusnya bisa dicegah.
Tetapi angka kasusnya masih banyak, sementara jumlah ahli yang menangani masih terbatas. Hingga fasilitas radiasinya dan sebagainya.
"Jadi intinya, ayo cegah sama-sama. Jadi tidak boleh satu perempuan pun terjangkit kanker serviks, karena sesuatu yang paling bisa dicegah," ucap dia.