Jakarta, Gatra.com - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Lestari Moerdijat, mengatakan kanker masih menjadi salah satu penyakit yang paling berbahaya dan mematikan.
"Hal ini perlu disadari, bukan berarti untuk menakut-nakuti, namun justru sebaliknya," ucap dia dalam sambutannya lewat video yang diputar di webinar Hari Kanker Sedunia bertajuk "Ayo Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Sekarang juga", yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Jumat, (4/2).
Lestari mengatakan pengetahuan tentang upaya memutus sel kanker tumbuh dan menyebar perlu ditingkatkan. Peningkatan pemahaman sejak dini adalah langkah yang perlu untuk mengatasi segala jenis ketakutan berhadapan dengan kanker, demi memperjuangkan kehidupan.
Menurut dia, para penderita dan penyintas bertugas untuk menguatkan satu sama lain. Juga memberi kebaruan dalam cara pandang terkait upaya menurunkan angka statistik terkait kematian karena kanker.
Sementara, Lestari menuturkan Hari Kanker Sedunia diperingati sejak tahun 2008. Penetapan ini dilakukan oleh Union for International Cancer Control (UICC). Tahun ini sampai 2024, peringatan Hari Kanker Sedunia mengusung sebuah tema yaitu "Close The Care Gap". Tema ini mengajak semua elemen yang peduli untuk melakukan kampanye mengurangi celah perawatan pada penderita dan penyintas.
"Akses perawatan penting, sehingga perlu dibuka untuk setiap penderita dan penyintas dalam merawat, mempertahankan, dan menyelamatkan kehidupan," kata Lestari.
Pada saat yang bersamaan, dia melanjutkan, edukasi dan sosialisasi dibutuhkan dalam setiap kampanye untuk mengajak semua pihak melakukan deteksi sejak dini. Berangkat dari kondisi Indonesia menurut data Globocan, angka kanker serviks meningkat hampir 15 persen sejak tahun 2018. "Maka inisiatif dari semua stakeholder harus disambut untuk memulai sebuah kampanye," ujar Lestari.
Kali ini, dia mengatakan kampanye yang diangkat adalah "Ayo Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Sekarang juga". Kampanye edukatif ini hendaknya menjangkau para perempuan muda, para pelajar untuk peka pada keberadaan dirinya sejak dini. "Semakin banyak yang dijangkau, semakin tinggi pula tingkat pemahaman yang akan tercipta," tutur Lestari.
Dia mengatakan bahwasanya mereka berharap semakin tinggi juga untuk melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi human papillomavirus (HPV) untuk mencegah kanker serviks. Berbicara pada kondisi saat ini, tantangan bagi penderita dan penyintas, tidak hanya soal tahapan perawatan yang harus dilewati selama masa pandemi, tetapi juga terkait upaya kampanye untuk membangun kesadaran tentang bahaya kanker ini secara khusus kanker serviks dan kanker payudara.
"Apapun bahayanya, tugas kita adalah tetap mengisi dan merayakan kehidupan. Merayakannya dengan mempertahankan dan merawat kehidupan, dimulai dari setiap kampanye yang mungkin untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat," ucap Lestari.
Selain itu, dia mengatakan mereka berharap ke depannya semua akses termasuk dari deteksi dini, pengobatan, perawatan lanjutan, dibuka dan dijangkau oleh setiap individu. "Dengan demikian, kita lebih siap berhadapan dengan kanker. Melalui Indonesia Sehat, pasti kita dapat mencapai Indonesia Emas," kata Lestari.