Tegal, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Jawa Tengah mulai menyiapkan penambahan bed isolasi di rumah sakit dan tempat karantina terpusat. Hal ini dilakukan menyusul kembali melonjaknya jumlah kasus Covid-19 setelah hampir empat bulan nol kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari mengungkapkan, peningkatan kasus Covid-19 sudah mulai terjadi pada 26 Januari setelah sejak Oktober 2021 nol kasus. Sejak tanggal itu, terus terjadi penambahan kasus positif baru.
"Data kemarin ada 37 kasus aktif. Kemudian ada satu yang sembuh sehingga ada 36 kasus aktif. Per hari ini bertambah 17 kasus. Ini penambahan tertinggi sejauh ini. Jadi jumlahnya menjadi 53 kasus aktif," kata Prima, Kamis (3/2).
Prima mengatakan, dari 53 kasus aktif tersebut, ada 12 orang yang dirawat di RSUD Kardinah, RSI Harapan Anda dan RS Mitra Keluarga . Sedangkan sisanya menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Rata-rata kasus adalah pelaku perjalanan. Ada juga dari klaster sekolah. Sejumlah siswa di salah satu sekolah. Kemarin sekolahnya kita tutup lima hari, disemprot disinfektan dan sekarang sudah dibuka lagi. Tentu dengan prokes ketat, " ujarnya.
Prima menyebut belum ada kasus aktif yang merupakan varian Omicron. Namun pihaknya sudah mengirim sampel swab dari warga yang positif Covid-19 dan dicurigai Omicron ke Laboratorium Kemenkes di Semarang untuk dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing.
"Ada satu yang kecenderungan ke sana (Omicron) sehingga kita kirim sampel ke Semarang. Tapi sampai hari ini hasilnya belum keluar. Memang agak lama, dua minggu lebih," ucapnya.
Menurut Prima, untuk mengantisipasi terus meningkatnya jumlah kasus, sejumlah langkah dilakukan, di antaranya menyiapkan penambahan bed isolasi di tiga rumah sakit rujukan Covid-19.
"Kemarin rumah sakit sudah saya minta untuk menambah bed isolasi. Saat ini jumlah bed isolasi hampir 100 bed. Untuk BOR-nya di bawah 40 persen. Masih terkendali, tapi kita tetap antisipasi penambahan, termasuk bed isolasi di ICU," jelasnya.
Selain menambah bed isolasi di rumah sakit, tempat karatina terpusat di Rusunawa Tegalsari juga sudah disiapkan. Tempat karantina untuk pasien positif bergejala ringan ini memiliki kapasitas 64 bed.
"Rusunawa sudah kita siapkan. Jadwal jaganya sudah ada. Manakala sewaktu-waktu dibutuhkan sudah siap. Di situ ada dokternya, perawatnya dan ambulans. Saat ini belum dibuka, tapi sudah bisa dibuka sewaktu-waktu. Kita lihat perkembangan kasusnya bagaimana," ujar Prima.
Menurut Prima, langkah antisipasi lain yang dilakukan yakni testing, tracing dan treatment. Testing dilakukan secara acak di sekolah, instansi dan lingkungan warga yang terdapat pelaku perjalanan. Sedangkan tracing dilakukan terhadap minimal 15 orang kontak erat pasien positif.
"Untuk treatment dilakukan terhadap pasien yang isoman dan dirawat di rumah sakit. Yang isoman kita berikan obat, vitamin, dan kita pantau kondisinya. Selain itu juga pakai telemedicine," ujarnya.