Semarang, Gatra.com – Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah melakukan penyelidikan penyebab kebakaran ratusan kios relokasi Pasar Johar di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.
Sejumlah anggota tim Labfor Polda Jawa Tengah (Jateng) menggunakan beberapa peralatan menggelar tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kebakaran, Kamis (3/2).
"Pagi ini (Kamis, 3/2) tim Labfor Polda Jateng terjun ke lokasi untuk menyelidiki penyebab kebakaran. Untuk saksi-saksi kejadian sudah diperiksa,” kata Kapolda Jateng Irjen. Pol Ahmad Luthfi melalui Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol, M. Iqbal Adqudusy kepada wartawan, Kamis (3/2).
Dari hasil pendataan, lanjut Iqbal, jumlah kios di relokasi Pasa Johar yang ludes terbakar pada Rabu (2/2) malam tercatat sebantak 512 kios yang berlokasi di blok E-1 sampai E-8 serta blok F-1 sampai F-8.
Kebakaran yang terjadi Jumat sekitar pukul 18.30 WIB dapat dipadamkan sekitar pukul 23.00 WIB dengan mengerahkan belasan mobil pemadam kebakaran dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan tiga mobil water canon milik Polrestabes dan Polda Jateng.
Menurut Iqbal dari keterangan sejumlah saksi pertama sumber api yang berasal dari kios yang berada di Blok F-4, kemudian api tersebut menjalar ke Blok F dan Blok E.
"Api cepat menyebar karena lokasi antar kios yang berdempetan. Di lokasi terdapat banyak bahan material yang mudah terbakar. Ditambah lagi saat kejadian angin berhembus kencang,” ujarnya.
Iqbal menambahkan tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran ratusan kios di relokasi Pasar Johar pada Jumat (2/2) malam.
“Untuk nilai kerugian material masih dilakukan pendataan,” katanya.
Guna kepentingan penyelidikan, Polisi memasang police line di lokasi kebakaran.
Sementara sejumlah pedagang berusaha mengais sisa barang dagangan di sela reruntuhan kios yang hangus terbakar.
Salah seorag pedagang, Handoko menyatakan dua kios saya terbakar termasuk semua barang dagangan buah dan bumbu dapur.
“Semua ludes terbakar buah, bumbu dapur, bawang putih yang baru kulakan habis,” katanya mengaku mengalami kerugian sekitar Rp25 juta.