Batam, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemko) Batam mengeluarkan kebijakan melarang warga yang terkonfirmasi terpapar Covid-19 melakukan Isolasi mandiri (Isoman). Hal itu, diklaim untuk meredam grafik perkembangan kasus Covid-19 yang terus meningkat dua bulan terakhir.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad menegaskan, kini pasien positif hasil Swab PCR dengan kategori OTG tidak diperbolehkan lagi menjalani Isoman dan wajib dirujuk ke rumah sakit. Tujuannya adalah tidak lain untuk mempercepat pemulihan dan memutus mata rantai penyebaran kasus positif yang terus meningkat.
"Pasien di Batam kini mencapai 60 kasus positif Covid 19 hasil traking kontak erat. Karena ini lah Isoman tidak ada lagi. Semua kami angkut dan bawa ke rumah sakit, agar memudahkan dalam pengawasan. Seperti diketahui Omicron ini memiliki daya sebar yang cepat," katanya, Kamis (3/2).
Amsakar menambahkan selain menghapus kebijakan isolasi di rumah, pihaknya juga sudah menginstruksikan kepada seluruh camat dan lurah serta tim PPKM yang sudah dibentuk tahun lalu untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanan berbagai kegiatan.
"Saya sudah telepon para Camat untuk mengintensifkan lagi pengawasan. Tim yang sudah dibentuk turun lebih intens untuk mengingatkan warga terkait Protkes," terangnya.
Dinas Kesehatan saat ini, juga diakuinya sudah meningkatkan tracing dan testing kepada kontak erat pasien terkonfirmasi positif. Sesuai dengan aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) setiap satu kasus positif dilakukan minimal 15 tracing kepada kontak erat.
"Alhamdulillah, berdasarkan laporan Dinkes, ini sudah dijalankan bahkan satu kasus tracing dan testing sampai 24 orang. Segitunya tim kesehatan berupaya agar kasus ini bisa dihentikan laju penyebarannya," ucapnya.
Melihat tren dua bulan terakhir ini, kasus Covid 19 disinyalir penyebaran tidak terkendali. Untuk itu, masyarakat diimbau membantu pemerintah, terutama dalam menerapkan protokol kesehatan (Protkes).
Amsakar merinci, dari total 60 kasus saat ini, sebagian besar merupakan Omicron. Jumlahnya mencapai 37 kasus Probable Omicron.
"Hal yang selama ini dikhawatirkan akhirnya terdeteksi di Batam. Omicron ini sebarannya cepat, walaupun secara medis disebut tingkat mematikannya rendah. Tetapi tingkat sebaran ini yang harus diwaspadai, dan diantisipasi secepatnya," ujarnya.
Amsakar yakin proses tracing dan testing yang semakin banyak dilakukan tim kesehatan, ada kecendrungan angka ini akan semakin meningkat. Oleh sebab itu, semua harus serius dalam menerapkan Prokes.
"Mudah-mudahan saat di tracing dan testing ini angkanya tidak siginifikan. Karena satu orang ini yg kontak erat itu harus dikejar sampai 15 orang. Kalau hari ini ada 18 orang, minimal yang ditracing dan testing 18 dikalikan 15 orang. Tentu kalau protkesnya jalan laju angka penyebaran bisa dikendalikan," tuturnya.