Home Kesehatan Klaster SMA di Bantul 17 Siswa Positif, PTM Dibagi Dua Sif

Klaster SMA di Bantul 17 Siswa Positif, PTM Dibagi Dua Sif

Bantul, Gatra.com - Sebanyak 17 siswa SMAN 2 Bantul menjalani isolasi di RS Lapangan Khusus Covid-19 karena positif Covid-19.

Mengantisipasi merebaknya kasus Covid-19, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 50 persen bagi SMA/SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta yang jumlah siswanya di atas 200 anak.

Kepala Bidang Akademik SMAN 2 Bantul, Suewartini, menyatakan ke-16 siswa dinyatakan positif dari tracing pada Senin kemarin. Mereka tertular dari satu temannya yang dinyatakan positif, Minggu. Semua siswa tersebut adalah siswa kelas XII.

“Siswa yang pertama positif terakhir masuk Kamis (27/1). Selang sehari dia mengeluh pusing, batuk, dan tenggorokan sakit. Dilakukan tes swab pada Minggu malam,” kata Suewartini, Kamis (3/2).

Dari informasi ini, sekolah melakukan tracing siswa pada Senin (31/1). Dari hasil yang keluar pada Rabu, 16 siswa dinyatakan positif dan langsung dirujuk ke RS Khusus.

“Pada Jumat-Sabtu besok, kami akan melakukan tracing dengan swab massal seluruh warga sekolah. Semoga tidak ada yang tertular,” jelasnya.

Karena kasus ini, mulai hari ini sampai seminggu ke depan siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah. Suewartini menyatakan, apapun hasil tracing besok, PTM kemungkinan besar hanya untuk 50 persen siswa.

Mencegah penularan, Disdikpora DIY pun memutuskan agar SMA/SMK yang memiliki siswa di atas 200 orang wajib memberlakukan PTM 50 persen. Kebijakan ini juga akan diterapkan pada SD-SMP di DIY.

“50 persen itu bukan bergantian antar hari. Siswa dibagi dalam shift pagi dan siang masuk kelas. Jadi PTM tetap 100 persen dalam sehari namun jam masuknya berbeda,” katanya Kadisdikpora DIY Didik Wardaya.

Untuk jam pelajaran, Didik mengatakan siswa tetap mendapatkan enam jam pelajaran di setiap pertemuan. Namun durasinya dikurangi menjadi 25 menit dari sebelumnya 35-40 menit untuk tiap jam pelajaran. Dengan skema ini, shift pagi siswa masuk pukul 07.00 – 10.30 WIB.

“Pengurangan jam belajar membuat guru tidak capek mengajar dan semua siswa dapat bertatap muka bergantian. Sedangkan kekurangan materi dan penugasan bisa disampaikan lewat PJJ,” ungkapnya.

Dari koordinasi dengan Kepala Disdikpora Kabupaten/Kota di DIY, skema PTM 50 persen bergantian ini juga akan diterapkan di SD-SMP.

Kepala Disdikpora Bantul Isdarmoko menyatakan pihaknya akan menerapkan PTM tersebut untuk SD-SMP mulai Senin (7/2). Siswa akan dibagi dua dalam sehari dengan menyesuaikan jam pelajaran setiap sekolah.

229