Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kukuhkan Direktur Politeknik Negeri Semarang (Polines), Totok Prasetyo sebagai guru besar bidang Ilmu Thermodinamika.
Dalam pidato ilmiahnya, Totok memaparkan penelitiannya yang bertajuk Pemanfaatan Energi Panas Bumi Temperatur Rendah Menggunakan Teknologi Organic Rankine Cycle (ORC), dengan Fluida Kerja R123.
Intinya, penelitian tersebut menggambarkan ide serta gagasan terkait betapa besarnya potensi sumber daya alam Indonesia khususnya di sektor panas bumi.
“Harta karun energi yang tidak ternilai ini tersimpan dalam perut bumi Ibu Pertiwi, Indonesia,” ungkap Totok dalam pidato ilmiahnya, Rabu (2/2).
Sayangnya, sambung Totok, potensi tersebut sampai saat ini belum terekploitasi sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat Indonesia. Padahal, potensi panas bumi yang ada di hampir seluruh wilayah nusantara, sudah seharusnya bisa termanfaatkan lewat konversi panas bumi menjadi energi listrik.
“Disini peran Ilmu Thermodinamika sebagai bidang ilmu yang memiliki peran utama dalam proses konversi energi. Ilmu ini merupakan jawaban solusi atas paradigma baru penggunaan energi alternatif dan menjadi fokus kajian penelitian-penelitian saya selama ini,” ucapnya
Berkaca pada fakta Indonesia dari Sabang sampai Merauke termasuk ke dalam kawasan wilayah Cincin Api Pasifik, artinya potensi panas bumi yang tersimpan sangatlah besar.
Meskipun beberapa telah dimanfaatkan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Namun Totok menilai terdapat potensi sumber panas dengan temperatur rendah berkisar antara 80 sampai dengan 150 derajat celcius.
“Untuk itu, harus ada strategi pemanfaatan energi dengan sumber panas yang rendah untuk menghasilkan energi listrik dengan teknologi ORC," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Henri Togar Hasiholan menegaskan bahwa pihaknya mendorong penuh perguruan tinggi vokasi untuk terus menghadirkan guru besar.
"Mari kita berjuang untuk ini. Terlebih, Totok Prasetyo sebagai lulusan SMK yang menjadi guru besar turut menggelorakan slogan 'SMK Bisa’. Mudah-mudahan apa yang menjadi temuan Totok Prasetyo dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa ini,” tandasnya.