Banyumas, Gatra.com– Pembudidaya ikan dewa (Tor Soro) di Desa Karangtengah, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah kembali melakukan pemijahan benih ikan dewa setelah nyaris dua tahun vakum karena pandemi Covid-19.
“Kalau sekarang sudah jalan lagi. Kemarin saya sempat kirim-kirim juga, ada permintaan juga dari Hongkong, kemarin itu kan sempat saya kirim juga itu,” kata Sukaryo, pengelola sentra budidaya ikan dewadi Karangtengah, Selasa (1/2).
Sukaryo mengatakan mulai akhir 2021 lalu permintaan ikan dewa konsumsi beranjak naik meski belum senormal biasanya. Ikan dewa kerap digunakan untuk acara keagamaan warga keturunan Tionghoa, dan acara-acara penting keluarga. “Sudah mulai meningkat. Per bulan ada sekitar satu kwintal,” katanya.
Meski baru kembali mulai melakukan pembenihan, stok ikan dewa konsumsi masih tersedia meski terbatas. Ikan dewa konsumsi diambil dari petambak atau petani mitra yang tersebar di Pulau Jawa hingga Sumatera.
Dia mencontohkan, beberapa waktu lalu sempat mengirimkan ikan dewa dengan bobot di atas 1.500 gram per ekor ke Hongkong, dengan jumlah dua kuintal. Ikan ini diambil dari Sumedang, salah satu sentra budidaya ikan dewa yang juga mitra.
Menurut dia pada masa pandemi Covid-19, penjualan ikan dewa konsumsi sangat rendah. Pasalnya, tidak ada perayaan keagamaan maupun acara yang melibatkan orang banyak. Akibatnya, ikan dewa yang berharga tinggi itu kehilangan pasar domestik.
Sementara, biaya operasional pemijahan diambil dari hasil penjualan benih dan ikan konsumsi. Karena terhentinya budidaya ikan dewa di tempat lainnya, pusat pembenihan pun berhenti beroperasi.
“Waktu corona itu kan kita dua tahun vakum nggak memijahkan. Sebabnya itu kan satu, operasional itu saja kan tidak nutup. Kita juga harus memikirkan karyawan, jadi bingung. Kalau untuk masalah itu. Karena biaya untuk pemijahan itu kan lumayan banyak, untuk perawatan,” jelasnya.