Karanganyar, Gatra.com - Peternak sapi dan kambing di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), memilih untuk membiakkan jenis impor untuk menyiasati kelemahan ternak lokal. Selain fisiknya lebih besar dan tinggi, juga lebih tahan terhadap penyakit. Harga jualnya juga lebih tinggi dibanding jenis lokal.
Seperti pembiayan sapi dan kambing di Unit Usaha Peternakan Punukan Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Sapi dan kambingnya tersebut diimpor dari Australia jenis limosin (sapi), kemudian dorper, boer, PE, merino garut, dan limosin untuk kambingnya. Saat ini mereka sudah membiakkan 300 ekor kambing dan 16 ekor sapi.
“Ternak impor memiliki fisik lebih tinggi, besar dan dagingnya banyak dan empuk. Misalnya saja jenis Dolper posturnya besar, panjang, gemuk dan pinggul tebal, ” ujar Ketua Kelompok Ternak Cempaka, Rohmat kepada Gatra.com, Senin (31/1).
Baca juga:
- Sensasi Alam di TWA Kerandangan, Air Terjun Unik dan Burung Langka Celepuk Rinjani
- Masyarakat di Perbatasan Negara Butuh Pecahan Uang Rupiah
- Disdikbud Muba Bakar Ratusan Ijazah SMP Negeri dan Swasta
Selain itu imbunya, indukan lebih produktif. Untuk jenis kambing, bisa bunting dan melahirkan tiga kali dalam setahun. Menurutnya, jenis ternak impor makin banyak dicari. Di kandangnya, ia sengaja memeliharanya lebih lama agar jumlahnya cukup banyak sebelum dijual. Biasanya, penjualannya mendekati hari raya Idul Adha.
“Dijual untuk dikembangbiakkan lagi, diambil susu dan juga untuk konsumsi. Dari segi harga paling bagus,” katanya.
Ia menyebut, harga kambing boer mencapai Rp16 juta per ekor usia dewasa, sedangkan peranakan ettawa (PE) bisa sampai Rp30 juta. Harganya jauh lebih mahal dibanding kambing lokal Rp2 juta-4 juta per ekor.
Sementara, Kepala Dispertan PP Karanganyar, Siti Maisyaroh membuka kesempatan bagi kelompok peternak untuk mengajukan bantuan permodalan. Menurutnya, tiap tahun, APBD kabupaten maupun provinsi, menganggarkan hibah di bidang itu. Bantuan bagi peternak diharapkan mampu memicu perkembangan populasi ternak di Kabupaten Karanganyar. Pasalnya, pemenuhan kebutuhan daging maupun ikan belum ideal.
"Kebutuhan daging masih cukup tinggi. Dari daging sapi, kambing, unggas juga. Termasuk perikanan itu masih sangat dibutuhkan," ungkapnya.