Jakarta, Gatra.com – The AD Scientific Index memberi penilaian terhadap para saintis pada 3.514 universitas di 186 negara. Farmakolog molekuler Dr. Raymond Tjandrawinata meraih peringkat pertama dalam jajaran 100 saintis dunia bidang obat-obatan dan kesehatan untuk wilayah Indonesia.
Penilaian The AD Scientific Index tersebut dibuat berdasarkan produktivitas dan efektivitas kerja para saintis dalam 5 tahun terakhir. Raymond sangat bersyukur bahwa dengan sistem pemeringkat dan analisa ini, para peneliti mendapatkan apreasiasi sekaligus motivasi.
“Harapannya, kami semakin produktif menghasilkan produk penelitian yang inovatif dan berkualitas tinggi yang berguna tidak hanya bagi ilmu pengetahuan tetapi juga bagi masyarakat secara luas, bagi Indonesia, dan dunia,” katanya dalam siaran pers yang diterima pada Minggu (30/1).
Pria yang mendapuk executive director DLBS PT Dexa Medica dan meneliti berbagai macam obat dari kimiawi sampai biologis serta pelopor Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) ini sudah melakukan uji klinik dan hasilnya dipasarkan di berbagai belahan dunia.
Raymond juga banyak meneliti OMAI yang dikembangkan dari bahan baku alami asli Indonesia bersama dengan para saintis di Rumah Riset Dexa Group, Dexa Laboratories of Bimolecular Sciences (DLBS) sejak 2005. Penelitian tersebut telah diakui dan mendapatkan 64 paten di Indonesia dan mancanegara.
Dosen dan peneliti di Fakultas Bioteknologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya tersebut, telah menjelajahi dunia sains hingga ke negeri Paman Sam. Pada 1991, astronot wanita Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bernama Dr. Millie Hughes-Fulford mengajak Raymond untuk terlibat proyek penelitian Spacelab Life Sciences (SLS 1) yang diterbangkan pesawat ulang alik ke luar angkasa dalam proyek penelitian osteoporosis pada astronot yang berada di gravitas nol.
Raymond mengembangkan karier dalam penelitian obat dari bahan sintetik organik sejak menimba ilmu sampai tingkat Post Doctoral Fellow di Universitas Kalifornia, San Francisco, Amerika Serikat. Ia bisa disebut sebagai salah satu putra Indonesia yang pertama kali mempelajari ilmu rekayasa genetika di era '80-an, karena pada kurun waktu tersebut, ilmu rekayasa di Amerika baru berkembang dan di Indonesia belum sepenuhnya didalami.
Pada awal 2000-an, Raymond kembali ke Tanah Air dan berkarier di perusahaan farmasi terkemuka, PT Dexa Medica. Ketika itu, pendiri PT Dexa Medica, (Alm.) Rudy Soetikno memiliki visi untuk mengembangkan obat-obatan dari kekayaan alam Indonesia. Akhirnya di tahun 2005, Raymond dan para saintis di DLBS mengembangkan OMAI hingga saat ini.
Penelitiannya di Dexa maupun di Atma Jaya menggunakan berbagai teknik mutakhir farmakologi molekuler yang melibatkan berbagai sistem “omics”, termasuk genomics, proteomics, dan metabolomics.
Produktif dalam Penelitian Obat Modern Asli Indonesia Berkat inovasi dan penelitian yang dipimpin oleh Raymond, para saintis DLBS dapat menghasilkan produk OMAI yang digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit, seperti pencegahan stroke dan penyakit jantung koroner, pengobatan diabetes melitus, kanker payudara, hiperkolesterolemia dan aterosklerosis, hiperplasia prostat jinak, kanker prostat, nyeri haid, tukak lambung, nyeri otot dan sakit kepala, kembung dan mual, serta pengobatan batuk dan pilek.
Obat Modern Asli Indonesia hasil penelitiannya saat ini tidak hanya dipasarkan di Indonesia tetapi juga telah diekspor ke sejumlah negara di Asia dan Afrika. Tidak hanya itu, OMAI hasil penelitian Raymond di Dexa Group, juga telah mengantongi sertifikat NIE untuk produk Fitofarmaka dari Badan POM RI.
Fitofarmaka merupakan obat dari bahan alami yang khasiatnya setara dengan obat berbahan kimia karena telah teruji klinis. Hingga saat ini, ada empat produk Fitofarmaka yang dihasilkan oleh Dexa Group, yakni Stimuno berbahan baku daun meniran untuk menjaga imun tubuh, Inlacin berbahan baku bungur dan kayu manis untuk mengatasi diabetes, Redacid berbahan baku kayu manis untuk mengatasi gangguan lambung, dan Disolf berbahan baku cacing tanah untuk memperlancar sirkulasi darah.
Khasiat dari OMAI Fitofarmaka juga telah diakui organisasi profesi kedokteran di Indonesia sehingga masuk dalam Pedoman Tata Laksana Covid-19. OMAI yang memiliki kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 80% juga masuk dalam e-Katalog LKPP untuk produk inovasi.