Indragiri Hulu, Gatra.com - Menjelang perayaan Imlek 2573, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kabupaten Indragiri Hulu, (Inhu) mulai menghiasi rumah dan fasilitas publik dengan lampu lampion. Pemandangan ini akan terlihat indah saat malam tiba.
Selain itu, komunitas ini juga mengadakan kegiatan bakti sosial. Sesuai moto pengurus PSMTI dalam perayaan Imlek tahun ini, saling berbagi antar-sesama. Ketua PSMTI Inhu, Hendry Endy kepada wartawan mengatakan, perayaan Imlek tahun ini tidak jauh berbeda dengan perayaan Imlek pada tahun sebelumnya. Meski dirayakan saat pandemi, tetapi tidak mengurangi makna.
Hendry mengatakan, organisasi sosial yang dipimpinnya itu terlebih dahulu mendata warga yang benar-benar terdampak perekonomiannya akibat hantaman pandemi COVID-19 yang belum kunjung reda. "Dari data itu kita langsung mendatangi rumah-rumah warga secara door to door untuk langsung menyerahkan bantuan sosial (Bansos) dengan tujuan bansos tadi tepat sasaran," ujar Bapak dua anak itu.
Bantuan ini diberikan kepada ratusan warga yang terletak di 4 kecamatan yakni; Kecamatan Rengat, Rengat Barat, Sebdrida dan Pasir Penyu. "Untuk realnya kita tak dapat sebutkan yah, karena itu hal yang tabuh, akan tetapi kita berfokus lebih kearah niatan baik dalam diri kita masing-masing yang berada didalam organisasi yang saya pimpin untuk saling berbagi dan meringankan beban saudara-saudara kita di masa pandemi ini," ujar dia.
Kedepan Hendri berharap, adanya Tahun Baru Imlek 2022 menandai dimulainya Tahun Macan, atau tepatnya tahun "Macan Air" ini dapat mengusir segala bencana yang sedang kita hadapai saat ini, contohnya saja seperti COVID-19 yang menjadi momok bagi kita semua.
"Shio Macan ini jika diartikan dalam astrologi China melambangkan kekuatan agresif, kepercayaan diri, keberanian, dan memiliki sifat kepemimpinan. Ibarat macam yang saat ini 'Mengaum kiranya auman itu dapat mengusir segala hal yang tidak baik yang saat ini kita alami, dengan tentunya mengikuti anjuran pemerintah yang ada," ujar sambil tertawa.
Pada beberapa sudut kota di Kabupaten Inhu, saat ini juga sudah dihiasi lantera atau lampion merah sebagai tradisi etnis tionghoa. Selain menjadi ajang poto bagi warga yang melintas, menurut Hendri, lampion tersebut juga memiliki makna dalam tradisi tionghoa.
"Tidak hanya untuk mempercantik kota dan menarik warga untuk berswafoto lampion merah itu juga memiliki arti tersendiri dalam etnis dan tradisi tionghoa seperti melambangkan 'terang' atau siap selalu menerangi jalan yang sedang kita tapak hingga tolak balak, atau tolak kesialan yang ada," ujar dia.
Sementara itu Ketua Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) Inhu, Abdul Qadir mengatakan, kegiatan tahunan seperti perayaan Imlek dari rekan-rekan kita etnis Tionghoa merupakan salah satu bukti berjalannya toleransi antar-umat beragama di Inhu.
"Inilah indahnya keberagaman antar sesama yang menyuguhkan toleransi antar umat beragama dan ini akan terus berjalan terlebih rekan-rekan kita dari etnis Tionghoa selalu mengedepankan kegiatan sosial yang berdampak positif bagi warga lainnya di masa pandemi COVID-19 saat ini," ujar Abdul Qadir.