Banjarbaru, Gatra.com - Proyek food estate Kementerian Pertanian di Kalimantan Selatan (Kalsel) tidak akan membuka lahan baru, tapi akan memberdayakan lahan yang sudah ada untuk dilakukan peningkatan Indeks pertanaman.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman mengungkapkan, food estate di Kalsel berbeda dengan di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang membuka areal penanaman baru.
"Food estate di Kalsel di areal yang sudah jadi atau existing. Jadi tidak membuka lahan baru dengan membabat hutan dan semak belukar. Kalau membabat hutan, saya orang pertama yang menolak proyek itu," ujarnya kepada Gatra.com di Banjarbaru, Kamis (27/1).
Disampaikannya, food estate di Kalsel bakal mulai di garap pada tahun 2023 mendatang. Saat ini tim dari Bappenas bersiap untuk turun ke Kalsel.
Syamsir membeberkan, ada dua kabupaten di Kalsel yang akan menjadi lokasi proyek food estate yaitu Barito Kuala khusus untuk tanaman padi dengan luas 25 ribu hektar dan Tanah Laut khusus tanaman jagung dengan luas lahan yang sama.
"Untuk di Barito Kuala, kita akan lakukan penanaman tiga sampai empat kali setahun dengan harapan peningkatan produksi yang juga berkali lipat. Disana tata kelola air sudah baik dan tidak masam. Sedangkan food estate khusus jagung di Tanah Laut adalah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia," ucapnya.
Syamsir berujar, yang paling penting dari proyek food estate adalah bagaimana menjadikan nasib petani akan lebih sejahtera. "Kita akan menata akes pasarnya, siapa yang akan beli hasil produksi petani, ini yang harus kita pastikan," tegasnya.