Jakarta, Gatra.com - Penghujung 2021 disebut sebagai awal dari perbaikan ekonomi setelah terpaan krisis di sepanjang masa pandemi Covid-19. Hal itu tampak dari stabilitas ekonomi dan sistem keuangan yang telah kembali membaik dan terjaga.
Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto, menyatakan bahwa tren positif di penghujung tahun 2021 akan berlanjut pada 2022. Menururtnya tahun ini pasar global dan domestik akan positif menuju pertumbuhan ekonomi yang baik makin baik.
“Pada 2022 ini, pemerintah akan kembali fokus kepada pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan berada di kisaran 5%, tentunya ini menjadi angin segar dalam konteks market outlook 2022,” tuturnya dalam diskusi Market Outlook 2022, Kamis (27/01).
Menurut Manuel, tren positif pertumbuhan ekonomi sudah berjalan. Salah satunya, selama hampir dua tahun terakhir terjadi peningkatan harga komoditas yang mendorong kenaikan ekspor.
“Konsumsi masyarakat juga terus mengalami perbaikan, dimana sektor konsumsi masih menjadi penopang 50% pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami melihat ada peningkatan belanja online selama pandemi hingga dua kali lipat. Sedangkan belanja offline juga terus mengalami peningkatan, meskipun belum pulih, ini merupakan fakta bahwa 2022 bisa lebih berkembang,” katanya.
Meski begitu, Manuel melihat bahwa tantangan perekonomian 2022 adalah Inflasi yang masih tinggi.
“Terutama di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, sehingga akan terjadi pengetatan moneter. Bank sentral Amerika Serikat juga berencana akan menaikan suku bunga di bulan Maret dan Mei dengan masing-masing sebesar 0,25%. Ini yang kami lihat sebagai bentuk dinamika yang akan terjadi ke depannya,” ujarnya.
Namun, berdasarkan pengalamannya, dalam kondisi ekonomi seperti itu, semua pihak, khususnya investor domestik tetap harus belajar dari pengalaman sebelumya dalam mengakselerasi tantangan tersebut.
"Pentingnya alokasi aset dalam berinvestasi. Dan investor harus dapat memahami instrumen investasinya. Jangan hanya ikut–ikutan tren atau rekomendasi orang tanpa bekal analisa dan pengalaman yang cukup di bidangnya,” ujarnya.
Di lain sisi, Manuel juga menuturkan bahwa investasi yang dapat bertumbuh positif dan menarik pada 2022 antara lain adalah saham dan obligasi.
“Saham masih akan menarik tahun ini, namun faktor fundamental akan berperan penting di dalamnya. Selain itu obligasi pemerintah atau korporasi yang memiliki track record dan rating yang bagus. Sebab pada jangka pendek juga masih dapat menjadi pertimbangan dimana suku bunga deposito juga masih rendah karena tingginya likuiditas di pasar,” ujarnya.