Jakarta, Gatra.com – Bank Indonesia (BI) meluncurkan Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Tahun 2021. Dokumen ini meliputi Laporan Perekonomian Indonesia (LPI), Laporan Tahunan Bank Indonesia (LTBI), serta Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah (LEKSI).
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa sejumlah dokumen tersebut mengandung tiga pesan utama. Kesatu, LPI 2021 menjabarkan pesan kunci terkait gambaran perekonomian. Termasuk, optimisme di tahun 2022 serta berbagai sinergi dan inovasi kebijakan guna mendukung pemulihan ekonomi.
“Pertumbuhan ekonomi akan lebih baik, sekitar 4,7–5,4%. Inflasi akan naik, tapi dapat dikendalikan sesuai sasaran 3,0±1%. Nilai tukar [rupiah] akan menghadapi tekanan tahun ini, tapi kami berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar, berkoordinasi dengan Kemenkeu,” ungkap Perry, Rabu (26/1).
Perry turut mendorong peningkatan pembiayaan dan kredit perbankan guna menunjang pemulihan ekonomi. Kunci lainnya adalah menggerakkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), inklusi ekonomi, serta digitalisasi sistem pembayaran.
BI bersama pemerintah, komite stabilitas sistem keuangan (KSSK), dan berbagai pihak berkomitmen memperkuat sinergi untuk pemulihan ekonomi. Hal ini dilakukan lewat empat kebijakan BI seperti makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, serta ekonomi keuangan hijau.
“Mari kita bangkitkan optimisme di tahun 2022 akan lebih baik. Marilah terus bersinergi untuk bersama mengangkat Indonesia segera pulih menuju Indonesia Maju,” imbuhnya.
Pesan kedua, LTBI 2021 memuat upaya-upaya transformasi kelembagaan Bank Indonesia. Hal itu mencakup transformasi kebijakan, organisasi, sumber daya manusia dan budaya kerja, serta transformasi digital untuk membangun BI sebagai bank sentral dengan kinerja unggul.
“Visi kami adalah menjadi bank sentral digital terdepan, yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik di emerging market menuju Indonesia maju. Itulah pesan kedua dalam Laporan Tahunan Bank Indonesia,” paparnya.
Sementara, LEKSI 2021 berisi informasi perkembangan serta arah kebijakan ekonomi dan keuangan syariah. Baik dalam sinergi ekonomi syariah nasional hingga program pengembangan yang dilakukan BI bersama pemerintah, otoritas terkait, dan stakeholders nasional maupun internasional.
Selain itu, BI juga berupaya melakukan penguatan arah kebijakan ekonomi dan keuangan syariah. Termasuk, pengayaan topik khusus seperti perkembangan sektor prioritas halal value chain (HVC), terutama sektor makanan-minuman halal dan sektor fesyen muslim, serta pembahasan mengenai wakaf produktif sebagai alternatif sumber pembiayaan.