Jakarta, Gatra.com – Bank Indonesia (BI) meluncurkan Laporan Transparasi dan Akuntabilitas Tahun 2021. Dokumen ini meliputi Laporan Perekonomian Indonesia (LPI), Laporan Tahunan Bank Indonesia (LTBI), serta Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah (LEKSI).
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa penyampaian tiga laporan sekaligus pada awal tahun merupakan kali pertama dalam sejarah BI. Hal itu juga dimaksudkan sebagai wujud nyata komitmen BI dalam melakukan pembaruan lewat transformasi tata kelola kelembagaan.
“Kami kemas ketiganya dalam satu tema besar yang sudah kami sampaikan sejak pertemuan tahunan BI pada 24 November 2021, yakni ‘Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi’. The power of believe, we strive untuk bangkit dari pandemi,” kata Perry, Rabu (26/1).
Perry menegaskan, BI memang independen. Namun, BI terus melakukan sinergi, koordinasi, dan kolaborasi dengan pemerintah, komite stabilitas sistem keuangan (KSSK), serta berbagai pihak. Sebab, kekuatan tata kelola kelembagaan terdiri atas independensi, koordinasi, transparansi, dan akuntabilitas.
“Itulah dasar-dasar kekuatan lembaga bank sentral, Bank Indonesia. Semakin kita transparan dan akuntabel, semakin kita dipahami oleh mitra-mitra ihwal apa yang kita pikirkan, rencanakan, dan lakukan. Semakin kuat lembaga, semakin mudah kita melakukan langkah-langkah kebijakan,” imbuhnya.
Perry optimistis kondisi perekonomian di tahun 2022 akan lebih baik dibandingkan pada 2021. Hal ini juga membutuhkan sinergi yang jadi kekuatan bangsa Indonesia. Sinergi kebijakan ekonomi nasional diyakini dapat mengatasi secara bersama berbagai permasalahan.
“Inovasi, solusi, dan pengembangan akan tergantung pada seberapa besar pengetahuan dan daya kreativitas kita. The power of knowledge and innovation. Itulah yang kami lakukan selama ini dan makin kuat sejak pandemi. Insya Allah terus semakin kuat ke depan,” ujarnya.