Purworejo, Gatra.com - Pasca digeruduk puluhan warga Desa Mlaran, Kecamatan Gebang haru Minggu (23/1) kemarin, RSUD Tjitrowardojo Purworejo, Jawa Tengah memberikan klarifikasi. Pernyataan diberikan langsung oleh Direktur Utama, dr Kuswanto di ruang direktur, Senin (24/1).
Dalam keterangan di depan awak.media, Kuswanto menerangkan bahwa, pasien ibu hamil atas nama Sri Wiyati, Hari Sabtu (22/1) masuk IGD pada pukul 16.45 WIB. Namun kemudian malam harinya, pukul 20.00 WIB keluarga memaksa pulang. Akan tetapi pukul 21.00 WIB, pasien kembali dibawa ke IGD RSUD yang saat ini telah menjadi BLUD itu.
"Kondisi pasien saat masuk menunjukkan kegawatdaruratan obsertri yang perlu penanganan segera. Harusnya segera mendapatkan penanganan, tapi tidak bisa karena keluarga terlalu lama berembug. Kami sangat perhatian terhadap pasien teritama ibu hamil dengan kegawatdaruratan, saat ini kita semua konsen menurunkan angka kematian ibu dan bayi," jelas Kuswanto.
Ia menambahkan bahwa, bayi yang diketahui telah meninggal dunia akhirnya lahir spontan pada Hari Minggu, pukul 18.45 WIB. Kondisi pasien saat ini telah berangsur membaik.
Mengenai keluarga yang merasa pihaknya 'mengcovidkan' pasien, Kuswanto menjelaskan bahwa, saat itu perawat meminta persetujuan agar pasien menempati ruang isolasi. "Perlu saya jelaskan, ruang isolasi tidak hanya untuk pasien Covid-19, tapi untuk semua penyakit menular, misal TBC, HIV/AIDS, pneumonia dan lainnya. Dengan kondisi klinis seperti pasien kemarin, entah positif Covid-19 atau tidak, pasien harus ditempatkan di ruang isolasi," jelas mantan Kadinsos Purworejo ini.
Ketika didesak apakah keluhan arogansi perawat yang bertugas di IGD sudah ditindaklanjuti, Kuswanto tidak bisa menjelaskan. Namun ia berjanji akan selalu meningkatkan pelayanan bagi masyarakat.