Karanganyar, Gatra.com - Perayaan tahun baru Cina atau Imlek pada tahun ini di Karangpandan, Karanganyar dipastikan kembali sepi. Tak ada panggung hiburan apalagi pentas kesenian akulturasi.
Koordinator Masyarakat Tionghoa Karanganyar, Harsanto mengatakan sudah dua tahun terakhir perayaan Imlek tanpa hingar bingar. Biasanya, perayaan dipusatkan di Terminal Karangpandan. Pada beberapa tahun lalu digelar arak-arakan barongsai, pembagian kue keranjang, hingga penampilan seni pertunjukan dari berbagai komunitas. Sekadar informasi, Karangpandan memiliki warga dari berbagai etnis. Selain Jawa dan Tionghoa juga Minang. Juga tinggal warga Hindu di Pura Pasekan.
"Situasi masih pandemi. Memang kita rindu menggelar event Imlek. Tapi sekarang masih prihatin dulu. Tahun ini perayaan Imlek tidak dibuka untuk umum," katanya kepada Gatra.com, Senin (24/1).
Meski demikian nuansa tahun baru Cina tetap akan terlihat di sejumlah lokasi, terutama pertokoan milik warga keturunan Tionghwa. Mereka juga masih meneruskan tradisi saling berkunjung.
"Tergantung masing-masing pribadi. Mau pasang ornamen silakan. Hanya saja tidak dikoordinasi dalam bentuk event," katanya.
Pecinan di Karangpandan tumbuh berkembang di sekitar pasar tradisional yang berada di lereng Lawu tersebut. Di sekitar Karangpandan juga terdapat makam Cina terbesar di Karanganyar.
Sementara itu Camat Karangpandan, Rusdiyanto mengatakan sangat menantikan komunitas warga Tionghwa menggelar event Imlek. Dirinya berpesan agar penyelenggara menerapkan prokes.
"Pekan ini mengumpulkan komunitas. Bagaimana apakah ada event Imlek ataukah tidak? Harapannya ada perayaan. Bentuk akulturasi di Karangpandan muncul dalam event seni budaya di Imlek," katanya.