Semarang, Gatra.com - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi menegaskan, mitigasi bencana terutama di wilayah-wilayah yang memang rawan longsor tak boleh diabaikan.
“Mitigasi bencana menjadi satu hal yang sangat penting. Dengan adanya mitigasi bencana tersebut akan mengurangi dampak yang ditimbulkan, seperti korban jiwa maupun kerugian material,” ujarnya.
Sebelumnya, Tia didampingi Plt. Kepala Dinas Sosial, Indriyasari, Asisten Administrasi Umum Sekda Kota Semarang, Masdiana Safitri, dan anggota DPRD Lely Purwandari menyerahkan bantuan berupa sembako, tikar dan selimut bagi para korban tanah longsor di Jalan Delikrejo, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Jumat (21/1).
Di samping memberikan bantuan, kehadiran istri wali kota yang akrab disapa Tia itu sekaligus untuk meninjau kondisi terkini hunian warga yang dilaporkan mengalami longsor beberapa waktu lalu.
Saat menyerahkan bantuan, Tia mengungkapkan keprihatinannya dan memberikan motivasi kepada korban musibah longsor. "Mudah-mudahan bantuan yang kami berikan ini bermanfaat dan panjenengan diberikan ketabahan serta kekuatan," tutur Tia.
Dirinya lebih lanjut menuturkan bahwa bencana ini terjadi selain karena faktor cuaca, juga karena wilayah kota Semarang yang secara umum memang memiliki topografi dan geomorfologi yang berpotensi menjadi faktor penyebab terjadinya tanah longsor.
Tia pun meminta dinas terkait di jajaran Pemerintah Kota Semarang agar dapat berkoordinasi dalam menanggulangi potensi bencana yang ada di Kota Semarang. "Ini menjadi catatan kita bersama, terutama pemerintah Kota Semarang untuk bisa segera menindaklanjuti musibah tanah longsor ini. Salah satunya dengan menalud tebing agar tidak lagi terjadi longsor di kemudian hari,” sebutnya.
Sementara Lurah Tandang, Ony Gunarti yang ikut serta mendampingi istri wali kota juga menuturkan bahwa musibah longsor tersebut diakibatkan oleh hujan deras disertai angin kencang yang terjadi sejak Rabu malam hingga Kamis pagi. Selain menerjang tiga rumah, tanah longsor di Delikrejo juga menelan satu korban meninggal dunia.
"Rumah yang roboh akibat tanah longsor yakni rumah milik Winarno, Widodo dan Yuliani. Sedangkan korban meninggal dunia adalah Andika Dewa Pratama, yang merupakan anak dari Winarno. Total kerugian sekitar Rp50 juta," terang Ony.