Home Kesehatan Mayoritas Rakyat Indonesia Punya Antibodi Covid-19 karena Terinfeksi, Menkes: Ini Namanya Rezeki Anak Soleh

Mayoritas Rakyat Indonesia Punya Antibodi Covid-19 karena Terinfeksi, Menkes: Ini Namanya Rezeki Anak Soleh

Bantul, Gatra.com -  Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sebanyak 86,4 persen rakyat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19. Antibodi ini didominasi karena infeksi, bukan dari vaksinasi.
 
"Dari survei nasional antibodi kuantitatif yang kita gelar Desember kemarin, sebenarnya angkanya tidak ingin saya keluarkan takut ada persepsi masyarakat yang salah. 86,4 persen rakyat kita sudah ada antibodinya," kata Budi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (21/1). 
 
Bila dibandingkan dengan pembentukan antibodi dari vaksinasi, Budi mengakui memang hampir 70 persen dari total yang sudah memiliki antibodi berasal dari infeksi yang kemudian mendapatkan vaksin sebagai penguat. 
 
"Awal gelaran survei, yang sudah memiliki antibodi dari infeksi sudah mencapai 40 persen. Ini yang dinamakan rezeki anak soleh," katanya.
 
Kondisi ini menurut Budi didasarkan pada fakta saat puncak serangan Covid-19 varian Delta pada Juni-Juli 2021 lalu. Vaksinasi massal baru digencarkan pada September, bahkan untuk anak-anak baru Januari ini.
 
Mereka yang terpapar Covid-19 terlebih dahulu sebelum divaksin, menurut Budi, memiliki imun paling kuat. "Karena kena dulu, baru divaksin (jadi) kuat. Jadi mereka lebih kuat. Indonesia banyak diberikan berkah," ucapnya. 
 
Karena itulah ia meminta agar mereka yang belum mau divaksin lantaran pandangan ideologi dan berita bohong agar segera datang ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin. 
 
Saat ini vaksinasi di Indonesia untuk dosis pertama telah diterima 175 juta orang. Pekan lalu, angka ini menempatkan Indonesia pada posisi keempat dari lima negara besar yang penduduknya terbanyak divaksin.
 
"Kita di bawah China, India, Amerika Serikat, dan di atas Brasil. Bedanya tiga negara yang pertama menciptakan vaksin sendiri, kita tidak," ujarnya.
 
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di depan Budi mengakui di Bantul ada komunitas yang secara ideologi menolak divaksin. Mereka tersebar di Kecamatan Banguntapan, Sewon, dan Kasihan. 
 
"Solusinya, bersama dengan ormas keagamaan NU dan Muhammadiyah, kita rayu bahwa vaksin halal dan aman. Akhirnya mereka mau kita jemput untuk divaksin dengan ambulans," katanya.
 
Sebagai upaya mempercepat vaksinasi di Bantul, Halim mengatakan pihaknya menggandeng banyak organisasi masyarakat dan lembaga untuk melaksanakan vaksinasi bersama, khususnya untuk vaksin ketiga atau booster.
4050