Balige, Gatra.com - Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Jimmy Panjaitan meyakini kearifan lokal di Kawasan Danau Toba (KDT) merupakan nilai jual utama untuk menggalang minat investor.
Hal itu diungkapkan Jimmy saat memberikan paparan kepada wartawan di Hotel Labersa, Laguboti, Kabupaten Toba, Kamis (20/1). Jimmy menuturkan kearifan lokal yang dilakukan masyarakat saat ini tidak boleh dikesamping dalam pengembangan KDT. Kearifan lokal itu menjadi nilai tambah untuk danau vulkanik terbesar di dunia tersebut.
"Membangun pariwisata itu dengan kearifan lokal itu sudah menjadi ketentuan di BPODT. Dari sisi praktek bisnis kita harus memiliki ciri khas. Tanpa kearifan lokal, Danau Toba tidak ada bedanya dengan ribuan danau lainnya. Itu dasarnya kita harus kembangkan kearifan lokal," jelasnya.
Saat ini BPODT mendorong sejumlah masyarakat dengan kearifan lokal yang ada agar terus dikembangkan. Khususnya kearifan lokal yang memberikan ciri khas untuk KDT. Karena pariwisata juga memiliki segmen. Sehingga membutuhkan kekhasan untuk dijual.
"BPODT sebagai badan pemerintah tidak melarang sejumlah segmen. Tetapi mendorong agar kearifan lokal ini terus dibudayakan. Contohnya, makanan, kesenian dan seluruhnya tidak boleh dipaksakan dalam memasarkannya," ujarnya.
Jimmy Panjaitan sangat optimis kearifan lokal tersebut mampu menjadi nilai jual yang menarik minat investor. Dia mencontohkan Bali yang mampu menggalang minat investor dengan menawarkan kearifan lokal yang dipertahankan masyarakat Bali.
"Yang membuat orang mencari Bali bukan hanya pantainya, karena bisa saja pantai itu ada di tempat lain. Tetapi budayanya sehari - hari menjadi nilai jual yang besar. Kebiasaan masyarakat yang baik yang dijual membuat orang lain seperti berada di dunia lain yang dapat dinikmati," katanya.
Saat ini, Jimmy mengatakan bahwa pihaknya dari BPODT tahun ini akan melakukan inventarisasi kearifan lokal yang akan dijual. Pihaknya telah melakukan pertemuan dengan sejumlah masyarakat lokal untuk mendengarkan dan melihat langsung kearifan lokal yang ada di KDT.
"Nantinya akan kita promosikan, dan tidak dimanipulasi. Sehingga orang melihat kebiasaan hidup masyarakat itu, yang dinikmati masyarakat itu bisa dijual. Serta masyarakat juga melakukannya dengan senang hati bukan dipaksakan. Jadi harus benar-benar yang hidup di masyarakat," tuturnya.
Sejauh ini, kendala yang menonjol untuk menggunakan kearifan lokal ini tidak begitu ada. Namun Sumber Daya Manusia (SDM) yang harus semakin didorong. Karena kearifan lokal di KDT tersebut sangat banyak, sehingga harus didorong agar mampu dijual.