Jakarta, Gatra.com - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, mengonfrimasi bahwa telah terjadi serangan ransomware terhadap BI pada bulan lalu. Hal ini dia ungkapkan selepas acara Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI, pada Kamis (20/01.)
“Bank Indonesia menyadari adanya upaya peretasan berupa ransomware pada bulan lalu. Jadi bulan lalu kami kena dan itu menyadarkan kami bahwa cyber attack bahkan cyber crime ini nyata.” kata Erwin.
Kendati demikian, Erwin memaparkan bahwa BI mampu melakukan langkah antisipasi terhadap serangan siber tersebut sehingga layanan umum yang dijalankan oleh BI tidak mengalami gangguan. “Seperti teman-teman rasakan tidak ada gangguan apapun dari pelayanan yang diberikan Bank Indonesia.” tegasnya.
Sebelumnya, peneliti keamanan darkweb yang dikenal sebagai DarkTracer menyatakan bahwa ratusan ribu data kredensial yang diakses melalui situs web atau domain Indonesia, bocor. Kelompok Conti Ransomware yang berbasis di Rusia menyebutkan bahwa BI turut menjadi korban dari aksi mereka.
Sebagai informasi, Conti ransomware sendiri merupakan kelompok pelaku kejahatan siber yang kerap mengirim ransomware untuk mengenkripsi data dan menyebarnya ke sistem lain.
Lebih lanjut, Erwin memaparkan bahwa BI mengambil sejumlah langkah cepat dalam mengantisipasi serangan ransomware itu. “Bank Indonesia telah melakukan assessment terhadap serangan tersebut. Kami sudah melakukan the whole assessment kepada seluruh perkantoran, seluruh karyawan yang jumlahnya ribuan, sudah kami lakukan di bulan lalu pada saat kami terkena serangan.” ujarnya.
Selain itu, jelas Erwin, Bank Indonesia telah melakukan pemulihan dan audit serta mitigasi agar serangan tersebut tidak terulang. BI menerapkan protokol mitigasi gangguan IT, antara lain dengan menyusun kebijakan standar dan pedoman keamanan siber yang lebih ketat.
“Kami sebenarnya sudah punya standar dan kami perketat lagi, karena kita tahu the weakest link bahkan sampai ke level pegawai, jadi kita perkuat protokolnya.” jelasnya.
Kemudian, BI turut mengembangkan teknologi dan infrastruktur keamanan siber yang juga lebih kuat. Dalam hal ini, BI melakukan penguatan framework dan infrastruktur teknologi IT yang dimilikinya. Bank Indonesia juga akan membangun kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam mengantisipasi insiden berikutnya.
“Dengan langkah-langkah itu Bank Indonesia kemudian ingin mengatakan, memastikan bahwa layanan operasional Bank Indonesia tidak terganggu. Tetap terkendali dan bisa mendukung kegiatan ekonomi masyarakat," katanya lagi.