Palembang, Gatra.com - Peneliti Balai Arkeologi Sumatera Selatan (Sumsel) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Retno Purwanti, angkat bicara terkait penemuan nisan kuno di kawasan 16 Ilir, Kota Palembang.
Retno menilai makam kuno yang ditemukan dan sempat heboh di media sosial (medsos) itu merupakan wilayah penting Kesultanan Palembang. Namun, pada masa kolonial Belanda pada Abad ke-19 ada perubahan landscap yang mengubah kawasan itu menjadi pusat perekonomian. “Tapi, itu nantinya bisa diteliti dulu,” ujarnya di Palembang.
Menurutnya, apalagi makam yang ditemukan itu persis yang ditemukan di Kesultanan Demak ataupun di wilayah Palembang lainnya. Mulai dari makam Ki Gede Ing Suro, Kawah Tungkurep, Sabokingking, Talang Keranga hingga Kebon Gede.
Dikatakannya, pada makam kuno tersebut tulisan aksara makam yang digunakan berasal dari tulisan Jawi (Arab - Melayu) yang familiar ketika masa Kesultanan Palembang karena memang makam-makam Kesultanan Islam berasal dari abad ke-16 hingga ke-19 memang identik dengan aksara Jawi. Itu dinilainya pascamelihat potongan video 19 detik yang beredar.
“Ya, penggunaan aksara Jawi itu identik dengan Melayu Arab. Hampir 98 persennya tipe nisannya pun sama,” katanya.
Makam yang ditemukan saat penggalian IPAL(Instalasi Pengolahan Air Limbah) 16 Ilir, sambungnya, berada di kedalaman satu sampai satu setengah meter di bawah tanah ada beberapa kemungkinan. Dimana lantaran ada pembangunan kawasan dan kemungkinan lainnya karena ada pergeseran tanah.
Dijelaskannya, dengan adanya penemuan yang memiliki indikasi situs bersejarah itu sejauh ini belum menjadi cagar budaya. Sebab, untuk menjadikan suatu kawasan sebagai cagar budaya perlu penelitian lebih lanjut dengan mengumpulkan bukti-bukti yang memadai. “Ditemukannya itu tapi membuktikan kawasan 16 Ilir Palembang merupakan situs bersejarah penting,” ujarnya.
Kini, pihaknya sendiri telah berkoordinasi dengan kontraktor lain selain Waskita yang melakukan penggalian IPAL guna melaporkan jika ada penemuan lainnya. Pasalnya, tak menutup kemungkinan masih ada situs kuno yang tertimbun di wilayah Palembang.
“Kami tidak berniat untuk menghambat pengerjaan proyek. Namun, kami minta ke depan, kalau menemukan benda bersejarah sekecil apapun itu bisa segera dilaporkan. Itu supaya kami bisa meneliti lebih lanjut,” katanya.