Palembang, Gatra.com – Penemuan batu nisan kuno di Jalan Tengkuruk Permai Blok C, kawasan Pasar 16 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) masih menjadi tanda tanya masyarakat, khususnya warga Sumsel. Penemuan batu nisan kuno ini pun sempat viral medsos.
Batu nisan kuno tersebut tanpa sengaja ditemukan saat pekerja PT Waskita Karya (PT Wika) sedang melakukan penggalian untuk proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di kawasan itu.
Pihak PT Wika kemudian melaporkan penemuan batu nisan kuno bertuliskan Arab Melayu abad 19 tersebut kepada pihak terkait. Pihah Wika belum melakukan pengangkatan batu nisan itu.
Setelah menerima laporan, Pemerintah Provinsi Sumsel, Pemerintah Kota Palembang bersama Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Balai Arkeologi Sumsel, dan PT Waskita Karya, kemudian meninjau lokasi penemuan batu nisan tersebut.
Senin malam (17/1), sekitar pukul 08.00 WIB dilakukan penggalian menggunakan eksavator dan menemukan empat batu nisan yang sempat terkubur itu. Tim gabungan pemerintah berupaya meneliti sejarah batu nisa tersebut.
"Kalau terlihat dari bentuk nisannya, kemungkinan dari zaman kesultanan Palembang karena batu nisannya bergaya Palembang Darussalam dan ada bangunan lain yang juga berada di sana," kata Kepala Balai Arkeologi (Balar) Sumsel, Wahyu Rizky Andhifani, usai melakukan peninjauan langsung, Senin malam.
Menurut dia, terdapat sekitar lima lapis struktur batu bata bentuknya melingkar. Namun, persisnya seperti apa, masih harus diteliti terlebih dahulu untuk mengetahui lebih jauh.
"Batu batanya sama dengan zaman kesultanan, sedangkan batu nissannya terbuat dari granit dan kemungkinan bukan dari Sumsel, melainkan dari Bangka Belitung," katanya.
Sedangkan pada tulisan angka tahun batu nisan yaitu 1322 sekitar 1904 yang kisarannya abad 19 atau 20. "Tetapi angka tiganya yang terbaca itu masih ragu bisa 1222 atau 1322, kita akan diperdalam lagi analisa untuk memastikan tahunnya," kata Wahyu
Oleh karena itu, setelah pengangkatan ini pihaknya akan menelitu lebih lanjut apakah nisan masih pada zaman Kesulatanan Palembang atau bukan.
"Jadi kita koordinasikan dahulu ke pihak Dinas Kebudayaan Kota Palembang. Nisan itu kita diletakan di sana sementara ini dan akan kita teliti kembali," katanya.