Washington D.C., Gatra.com - Polemik antara industri penerbangan Amerika Serikat dan operator telekomunikasi mendapat perhatian dari pemerintahan Joe Biden. Pihak-pihak yang berkepentingan yaitu maskapai penerbangan, perusahaan telekomunikasi dan otoritas terkait lainnya mengadakan pertemuan untuk mencari solusi terkait keselamatan penerbangan dan peluncuran layanan internet cepat 5G.
Seperti diketahui, maskapai penerbangan mengeluarkan peringatan potensi resiko keselamatan penerbangan ketika layanan 5G diterapkan mulai Rabu (19/1) waktu setempat. Baca juga Gara-Gara 5G, Perdagangan Amerika Serikat Bisa Terhenti.
Beberapa jam setelah pertemuan itu,perusahaan telekomunikasi AT&T dan Verizon mengumumkan menunda sementara penyebaran layanan 5G di beberapa bandara AS, Selasa (18/1) waktu setempat.
“Atas kebijakan kami sendiri, kami telah secara sukarela setuju untuk menunda sementara menyalakan sejumlah menara di sekitar landasan pacu bandara tertentu karena kami terus bekerja dengan industri penerbangan dan FAA untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang penyebaran 5G kami,” kata AT&T dalam pernyataannya.
Perusahaan telekomunikasi itu mengatakan “Frustrasi atas ketidakmampuan FAA untuk melakukan apa yang telah dilakukan hampir 40 negara, yaitu menyebarkan teknologi 5G dengan aman tanpa mengganggu layanan penerbangan. Dan kami mendesaknya untuk melakukannya tepat waktu,". Perusahaan tepatmeluncurkan layanan 5G canggih di tempat-tempat lain seperti yang direncanakan,
AT&T dan Verizon tidak mengatakan berapa banyak bandara yang terpengaruh dan berapa lama penundaan akan berlangsung.
Beberapa maskapai internasional, termasuk Emirates dan Japan Airlines, mengatakan mereka akan membatalkan beberapa penerbangan AS karena potensi gangguan. Boeing memberi tahu Japan Airlines bahwa sinyal 5G untuk ponsel AS “dapat mengganggu altimeter gelombang radio yang dipasang di Boeing 777.” Pemberitahuan itu dikirim sebelum perusahaan telekomunikasi menyetujui batasan baru.
Menteri Transportasi A.S. Pete Buttigieg mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa dia mengakui pentingnya transisi ke 5G secara ekonomi, “dan kami menghargai perusahaan nirkabel yang bekerja dengan kami untuk melindungi publik penerbangan dan rantai pasokan negara.”