Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat tergantung dari para dokter dan tenaga kesehatan (nakes) di layanan primer ataupun yang ada di rumah sakit, pada saat bayi dilahirkan.
Hal ini disampaikannya Piprim via Zoom dalam jumpa pers virtual bertajuk "Peluncuran Modul Indonesian Breastfeeding Course for Clinician (BFCC)" pada Jumat, (14/1).
Piprim mengatakan, selain itu juga Air Susu Ibu (ASI) eksklusif itu sangat amat tergantung dari seberapa concern atau perhatian dokternya. Terutama dokter spesialis anak maupun dokter yang lainnya dalam mendukung upaya ASI ekslusif untuk bayi-bayi Indonesia.
"Kita tahu bahwa ASI itu emang tidak tergantikan," ucapnya.
Menurut Piprim ketika diberikan ASI eksklusif dan nantinya disertai dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang benar saat sudah 6 bulan ke atas. Langkah ini akan sangat bisa mencegah terjadinya stunting.
"ASI adalah makanan terbaik bagi bayi," ungkapnya.
Piprim juga mengatakan IDAI mendukung penuh upaya pelatihan ASI bagi para dokter anak. Mereka juga mengharapkan dukungan dari para ketua IDAI cabang di manapun, supaya program itu dapat disukseskan bersama.
Ia menambahkan sebagaimana pencanangan pemerintah, bahwa Indonesia ingin menurunkan angka kematian bayi, angka kematian bayi di bawah lima tahun (balita), dan juga angka stunting.
Piprim menuturkan, selain ASI dapat mencegah stunting, fungsi ASI juga sangat kaya dengan imunoglobulin yang bisa berperan dalam fungsi kekebalan pada tubuh bayi.
"Tentu saja tetap juga dilengkapi dengan imunisasi ya. Dan ASI adalah pemenuhan kebutuhan dasar terbaik bagi bayi agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal," sambungnya.
Pimprim berpesan kepada para dokter anak, agar bisa percaya diri bahwa setiap ibu pasti dapat memberikan ASI pada buah hatinya.
"Kalau dokter anaknya percaya diri, maka Insya Allah akan berhasil ya baik dimulai dengan IMD maupun ASI ekslusif," katanya.