Kebumen, Gatra.com- Seorang kader PDI Perjuangan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah bernama Fajar mengembalikan bantuan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Fajar merasa ia dijadikan obyek pencitraan oleh GP yang juga kader PDI Perjuangan.
Menanggapi hal itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kebumen, Saiful Hadi memberikan kritik pada gubernur yang popularitasnya sedang naik ini perihal penanganan kemiskinan di Jateng.
"Gaya penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh Gubernur cenderung perseorangan dan bukan mengedepankan program, hanya pencitraan semata. Gaya seperti itu tak akan bisa mengentaskan kemiskinan di Jateng yang saat ini mencapai 11,7 persen atau sekitar 4,1 juta jiwa," kritik pria yang juga anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah itu, Kamis malam (13/1).
Angka kemiskinan, lanjut anggota Fraksi PDIP itu, tidak akan bisa ditangani dengan cara memberikan bantuan orang per orang. Penurunan kemiskinan hanya bisa dilakukan dengan intervensi program dan kebijakan anggaran.
"Penurunan kemiskinan sebaiknya fokus ke program. Bisa melalui pertanian, peternakan, perikanan, infrastruktur yang berdaya ungkit ekonomi atau lainnya. Apa yang dilakukan Beliau (Ganjar Pranowo) adalah man to man marking (orang per orang)," kata Saiful.
Menurutnya, jika seorang pejabat melakukan kebijakan penyelesaian persoalan secara man to man marking, maka cenderung ke pencitraan.
Menurut Saiful, Ganjar Pranowo yang juga merupakan sebagai petugas partai yang diusung sebagai kepala daerah mestinya fokus. Ia tak sepakat jika seorang pejabat bergaya seperti youtuber yang "mencari" orang miskin lalu diviralkan di medsos. Kemudian banyak orang yang bersimpati dan membantu.
Langkah itu bagus untuk youtuber, namun tidak bagi seorang pejabat yang memiliki kebijakan program dan anggaran.
Padahal, lanjutnya jika dirata-rata dengan APBD Rp27-28 triliun per tahun, maka dalam kurun waktu hampir dua periode jabatan maka Ganjar Pranowo sudah mengelola anggaran sekitar Rp 200 triliun.
Kenyataanya, Jateng memang menurun angka kemiskinannya saat tahun sebelum pandemi Covid-19 yakni 0,5 persen. Namun saat ini naik kembali 0,38 persen. Padahal di sejumlah kabupaten dengan pengelolaan program yang baik, penurunan angka kemiskinan bisa mencapai 2 digit.
"Kami selaku kader PDI Perjuangan berterima kasih karena ada bantuan gubernur pada kader. Kami akui, tak sedikit kader PDI Perjuangan maupun warga Jateng yang miskin. Tapi kalau pendekatan orang per orang, tak akan bisa selesai. Yang perlu digarisbawahi, PDI Perjuangan mengusung kepala daerah memang salah satu tugasnya menurunkan angka kemiskinan, untuk semua warga Jateng," ujarnya.
Sementara itu, ia juga membantah jika pengembalian bantuan dari kader PDI Perjuangan di Temanggung pada Gubernur Ganjar karena intervensi. "Tidak. Itu kan kata orang lain. Yang lebih tahu kader yang bersangkutan. Tidak ada intervensi. Bisa ditanyakan ke yang bersangkutan," tandasnya.