Jakarta, Gatra.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menilai upaya masyarakat Desa Wisata Ara, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), menggunakan QR Code untuk menggalang donasi pembangun pesantren, merupakan langkah kekinian atau sesuai perkembangan zaman.
Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima pada Senin (10/1), menuturkan, ketika mengunjungi Desa Wisata Ara, kepala desanya menyampaikan, masyarakatnya menggunakan QR Code untuk menggalang donasi pembangunan pesantren.
“Saya diberi tahu sama kepala desa, kalau mereka ingin membangun pesantren dan salah satu caranya adalah memuat sumbangan dengan QR Code,” kata Sandiaga.
Ia mengungkapkan, sesuai informasi yang disampaikan, pesantren yang akan dibangun itu bisa memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) karena digadang-gadang bakal menjadi pesantrean terpanjang dan jumlah donatur terbanyak.
Sandiaga mengatakan, penggunaan QR Code akan memudahkan donatur untuk berdonasi dan memantaunya secara langsung sehingga memperkecil penyimpangan. Selain itu, memudahkan pihak panitia untuk mendata jumalah donasi yang masuk.
“Cara ini juga bisa dijadikan salah satu promosi yang dilakukan oleh desa ini, jadi mengundang donatur sekaligus wisatawan,” ungkapnya.
Sandiaga pun membantu mempromosikan QR Code untuk donasi pesantren tersebut di akun instagramnya agar lebih banyak yang menyumbang. Dengan QR Code, penyumbang bukan hanya dari Indonesia, tetapi juga dari seluruh dunia.
Ia berharap, pembangunan pesantren terpanjang ini juga bisa segera terlaksana. Rencananya, pesantren terpanjang tersebut akan memilki panjang 158 meter mengalahkan rumah terpanjang di Thailand yang memiliki panjang 150 meter.
“Kalau ini berhasil di wujudkan maka menjadi pesantren terpanjang di dunia bukan hanya di Indonesia,” ujarnya.