Dubai, Gatra.com - Pemerintah Uni Emirat Arab pada hari Senin menyerukan pembebasan kapal Rwabee dan awaknya, yang dibajak oleh milisi Houthi yang didukung Iran pada 3 Januari lalu.
Kantor berita Al Arabiya, Senin (10/1) melaporkan, sebuah surat ditujukan kepada Dewan Keamanan PBB yang ditandatangani Duta Besar Lana Nusseibeh, mengatakan kapal itu membawa peralatan medis untuk rumah sakit lapangan di Pulau Socotra.
Ia menambahkan bahwa 11 orang dari berbagai kebangsaan berada di atas kapal Rwabee.
Surat itu menyatakan bahwa Houthi sebelumnya menargetkan setidaknya 13 kapal komersial dengan kapal dan ranjau yang sarat bahan peledak, dan telah membajak setidaknya tiga kapal di Laut Merah.
Delegasi UEA menekankan bahwa pembajakan Houthi menimbulkan kekhawatiran nyata bagi kebebasan dan keamanan navigasi dan perdagangan internasional, di Laut Merah.
Rwabee dibajak oleh Houthi pada malam 3 Januari, 25 mil laut di sebelah barat pelabuhan Salif dan Hodeidah Yaman.
Sistem pelacakan di atas kapal dihentikan pada jarak 18 mil laut dari pelabuhan Salif beberapa jam kemudian.
“Kapal itu sedang dalam perjalanan dari Pulau Socotra di Yaman ke pelabuhan Jazan di Arab Saudi, membawa peralatan yang disewa perusahaan Saudi yang digunakan di rumah sakit lapangan di pulau itu,” kata surat itu.
Di atas kapal ada tujuh pelaut India, seorang Etiopia, dan seorang warga Indonesia, seorang Filipina, dan seorang pelaut dari Myanmar.
Pemerintah UEA mengatakan bahwa tindakan "pembajakan" melanggar hukum internasional dan menimbulkan ancaman serius bagi keselamatan navigasi dan perdagangan internasional di Laut Merah.
UEA duduk di Dewan Keamanan PBB pada 1 Januari bersama dengan Albania, Brasil, Gabon, dan Ghana.