Bangkok, Gatra.com - Pemerintah Thailand sedang menimbang-nimbang untuk merevisi tarif bea masuk mobil listrik. Tujuannya agar agar mobil listrik lebih terjangkau bagi konsumen, kata Wakil Menteri Keuangan Santi Prompat. Pemerintah Thailand sedang mempromosikan kebijakan elektrifikasi.
Saat ini bea masuk mobil listrik di Thailand beragam. Mobil listrik yang diimpor dari Cina, bea masuknya 0% berkat perjanjian bilateral kedua negara. Mobil listrik dari Jepang dikenakan pajak 20% berdasarkan berdasarkan Japan-Thailand Economic Partnership Agreement. Namun, sebagian besar mobil listrik yang diimpor dari Jepang menghadapi tarif 80% karena tingkat kandungan lokal tidak memenuhi syarat untuk memenuhi syarat untuk tarif yang lebih rendah.
Sementara mobil listrik yang diimpor dari Korea Selatan dikenai pajak impor 40%, sedangkan yang berasal dari Eropa dikenai pajak impor 80%.
Dikutip dari laman Bangkok Post, pada Desember 2021, Menteri Keuangan Arkhom Termpittayapaisith mengatakan pemerintah berencana meminta produsen mobil di Thailand untuk menurunkan harga EV mereka dan memproduksinya secara lokal dalam waktu tiga tahun untuk pasar domestik dan ekspor untuk mendapatkan insentif pajak gabungan dan dukungan subsidi harga.
Langkah subsidi harga dijadwalkan untuk tahun ini untuk mendukung konsumen yang ingin membeli kendaraan listrik sepenuhnya.
Selain itu, pemerintah menetapkan tenggat waktu 10 tahun bagi sektor otomotif Thailand untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke EV, mulai dari 2022.
Ada 40 juta kendaraan di negara ini yang ditenagai oleh mesin pembakaran internal, 20 juta di antaranya adalah mobil dan sisanya sepeda motor.