Jakarta, Gatra com- Senior Economist DBS Bank, Radhika Rao optimis terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2022 ini. Menurut dia, ada tiga hal penting yang dapat memicu terjadinya peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada 2022.
Pertama, Indonesia akan berhasil memberikan dosis vaksin penuh kepada 99% dari total populasi dewasa pada Maret 2022. Per Desember sebanyak 251,14 juta dosis vaksin telah disuntikkan, dan akan menembus 300 juta vaksinasi pada minggu ketiga Januari 2022.
Kesuksesan capaian vaksinasi dan membaiknya tingkat pemulihan ekonomi, kata dia, akan menuntun Indonesia pada kondisi yang kedua, yaitu kemampuan untuk dapat menawarkan lebih banyak investasi dan bergerak pada sektor komoditas hilir serta akselerasi digitalisasi, sehingga akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.
“Ketiga, laporan fiskal Indonesia yang memuaskan dan langkah-langkah untuk mengurangi pajak pada rasio Produk Domestik Bruto (PDB) akan memperkuat rasio utang dibandingkan negara lain di Asia,” ungkap Radhika dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/1).
Radhika menambahkan bahwa program vaksinasi merupakan salah satu kunci dari keberhasilan penanganan pandemi di Indonesia. Dengan terlaksananya program vaksinasi secara masif dan terstruktur, mobilitas masyarakat akan meningkat dan hal ini memicu aktivitas perekonomian untuk mulai berjalan kembali.”
“Jika dapat terus dipertahankan, ekspektasi pemulihan ekonomi, serta pergerakan komponen lain seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, hingga ekspor dan impor dapat berjalan sesuai harapan,” kata Radhika.
Dalam prediksi berbagai pihak, juga ditemukan bahwa berbagai teknologi pendukung era transformasi digital, e-commerce dan ekonomi ramah lingkungan berkelanjutan akan semakin menjadi prioritas di 2022.
Terkait hal ini, Bank DBS Indonesia telah memperkenalkan Socially Responsible Investment (SRI) sejak 2017. DBS juga telah menjadi mitra distribusi green sukuk. Seluruh hasil penerbitan sukuk tersebut akan digunakan pemerintah untuk membiayai berbagai proyek ramah lingkungan berkelanjutan.
Bank DBS Indonesia juga telah memberikan pembiayaan ekspor dan pinjaman untuk usaha ramah lingkungan (export financing sustainability-loan) di Indonesia. Hal ini tentunya berjalan serasi dengan aspirasi banyak kalangan yang mendambakan terbentuknya ekosistem industri berkelanjutan demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik di masa datang.
Untuk mendukung program inklusi keuangan dan digitalisasi perbankan, Bank DBS Indonesia juga berpartisipasi dengan menjadi salah satu dari 22 institusi perbankan yang akan menerapkan sistem pembayaran BI-FAST tahap pertama.
Sistem BI-FAST dirancang untuk menyediakan infrastruktur pembayaran ritel nasional yang aman, efisien dan real time. Melalui BI-FAST, nasabah dimungkinkan untuk melakukan instant transfer hanya berbekal nomor ponsel atau alamat email penerima.
Bank DBS Indonesia menerapkan biaya transfer pembayaran BI-FAST sebesar Rp2.500 sejak Desember 2021. Melalui program ini, nasabah korporasi dapat mentransfer dana hingga Rp250 juta secara real time dan hanya akan dibebani dana transfer sebesar Rp2.500 per transfer.
Pada tahap selanjutnya, Bank DBS Indonesia akan berfokus pada transfer kredit individual dan akan melayani transfer debit, bulk credit dan request for payment mulai 2022 seiring dengan persiapan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.