Pati, Gatra.com- Eks pekerja lokalisasi Lorong Indah (LI) Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, luntang-lantung pasca ditutupnya tempat prostitusi terbesar di Pantura Timur sejak tahun 2021. Mirisnya, tidak sedikit dari mereka yang mengadu peruntungan di kabupaten sekitar.
Ketua Paguyuban LI, Mastur, mengatakan, karena tidak ada kompensasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, sebagian besar pekerja LI beralih ke kota tetangga mulai dari Kabupaten Jepara hingga Semarang.
"Para pekerjanya ya ada yang pindah ke Kabupaten Rembang, Purwodadi, Blora, Jepara, Demak, dan Semarang. Mereka mencari tempat sendiri-sendiri. Beralih ke tempat lain. Karena selain Pati kan sudah buka semua," ujarnya, Kamis (6/1).
Lanjutnya, ada juga pekerja LI yang telah beralih pekerjaan di daerah asalnya. Misalnya membuka kedai kopi di rumah. Apapun, agar asap dapur tetap mengepul.
Ketua Rukun Tetangga (RT) di kawasan prostitusi ini mengaku, sementara untuk pemilik bangunan di LI, kebanyakan menganggur selepas tempat prostitusi di Kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani ditutup oleh pemerintah daerah.
"Sejak bulan Agustus 2021, setelah LI ditutup, saya masih menganggur di rumah. Begitupun pemilik bangunan lainnya. Kalau yang hidupnya di sana ya cari kontrakan. Apalagi kalau hanya punya rumah di sana, enggak bisa kerja ya mengontrak di luar," keluh pria berusia 50 tahun itu.
Mastur menambahkan, sudah mengayomi lokalisasi LI sejak tahun 2000 hingga akhirnya ditutup pada tahun 2021. Sekarang, ia hanya berpangku tangan dan berharap diberikan nafkah oleh anak-anaknya. "Sekarang pulang kampung di Kabupaten Kudus. Ya karena di Pati tidak ada kerjaan lagi kan," tandasnya.