Karanganyar, Gatra.com - Para ketua RT di Desa Berjo Ngargoyoso Karanganyar Jateng tak menyangka diberi rezeki nomplok. Masing-masing berhak uang tunai Rp10 juta untuk kemudian dibagikan ke warga di RT-nya. Duitnya disarankan buat piknik.
Bagi-bagi duit segepok ini bukan kali pertama dirasakan warga desa di area wisata lereng Lawu tersebut. Pada tahun lalu, tiap RT membawa pulang Rp5 juta. Sedangkan tahun ini dua kali lipatnya.
Uang ratusan juta rupiah dibagikan cuma-cuma ke 50 RT. Para ketua RT dikumpulkan ke balai desa untuk menerima uangnya secara cash and carry. Sumber uangnya dari keuntungan BUMDes Berjo dalam menjalankan usaha wisata alam Air Terjun Jumog dan Telaga Madirda. Diperkirakan, pemasukan dari retribusi masuk selama 2021 mencapai Rp5 miliar. Dana CSR BUMDes yang dibagikan ke warga merupakan bentuk apresiasi kepada mereka yang sudah mendukung terselenggaranya usaha pariwisata desa. Warga Desa Berjo di 50 RT dianggap memiliki saham tak tertulis namun riil dalam pengembangan obyek wisata alam yang paling ramai dikunjungi di Kabupaten Karanganyar ini.
“Total CSR yang dikeluarkan BUMDes untuk 50 Rt Rp500 juta. Jumog dan Telaga Madirda milik warga juga. Mereka berhak ikut menikmati hasilnya,” kata Kades Berjo, Suyatno kepada wartawan, Kamis (6/1).
Sejak dikelola secara profesional, BUMDes Berjo mencatat pendapatan Rp3,4 miliar selama tujuh bulan di 2021. Angka pendapatan ini terhitung fantastis dibanding seluruh BUMDes di Kabupaten Karanganyar yang mencapai puluhan. Dua obwis di Desa Berjo tersebut primadona wisata alam yang menyajikan pesona air terjun, air telaga dan udara segar pegunungan. BUMDes berencana menata kawasan tersebut lebih elok lagi.
“Disiapkan anggaran Rp200 juta untuk menata obwis baru, di Dusun Tambak. Bisa untuk bumi perkemahan dan ada jalur pendakian juga,” katanya.
Mengenai duit Rp10 juta per RT, Suyatno mengatakan warga pantas mendapatkannya. Ia membolehkannya disimpan jadi kas RT, dipakai piknik warga, dibuat makan prasmanan dan sebagainya.
“Asal jangan buat bangun fisik dan honor ketua RT. Kalau untuk jalan, gapura dan sebagainya, itu tanggung jawab Kades,” katanya.
Tokoh Masyarakat Desa Berjo, Agung Sutrisno mengatakan penghasilan luar biasa BUMDes dari dua obwis itu belumlah lama. Sebelumnya, tata kelola yang buruk tak mampu menunjukkan keuangan transparan apalagi dibagi ke warga. “Semoga ini terus berlanjut dan pengelolaannya lebih baik lagi,” katanya.
Ia tak menampik para ketua RT menerima jatahnya dengan riang gembira. Bahkan sebagian tidak menyangka nominalnya jauh lebih besar dibanding tahun lalu.