Sydney, Gatra.com - Kasus COVID-19 harian Australia mencapai rekor tertinggi untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Rabu, (5/1). Hal ini menjadi semakin membebani sumber daya rumah sakit dan fasilitas pengujian, karena kemarahan publik atas penyebaran wabah Omicron yang bergerak cepat.
Kantor berita Reuters melaporkan pada Rabu, (5/1) banyak orang Australia, yang sudah tidak senang dengan antrean panjang di pusat pengujian publik dan kurangnya tes COVID-19 di rumah. Mereka semakin marah ketika tersiar kabar bahwa petenis nomor satu dunia Novak Djokovic, telah diberikan pengecualian medis untuk memasuki negara itu.
Sementara itu, di bawah tekanan pada awal tahun pemilihan, Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengatakan telah berusaha meyakinkan para pemilih di mana koalisi Partai Liberal-Nasional kanan-tengahnya, memiliki situasi di bawah kendali.
"Tidak ada "peluru perak" di sini," katanya kepada para wartawan menjelang pertemuan kabinet nasional.
"Anda baru saja menyelesaikan masalah, menyelesaikannya bersama-sama, dan melewatinya," tambah Morrison.
Di samping itu, para pejabat melaporkan rekor 64.774 kasus baru COVID-19, yang mayoritas berada di New South Wales (NSW) dan Victoria, negara bagian terpadat di negara itu. Angka tersebut dengan mudah melampaui penghitungan nasional hari sebelumnya, yakni sekitar 47.800 kasus.
Diketahui, total infeksi virus corona telah melonjak lebih dari 50 kali dari sekitar 1.200 kasus sejak akhir November 2021, ketika kasus Omicron pertama terdeteksi di negara itu.
Sedangkan orang yang dirawat di rumah sakit di NSW dan Victoria naik 10% dibandingkan pada hari sebelumnya. Pihak berwenang memperingatkan jumlah itu akan meningkat lebih jauh selama beberapa minggu ke depan.
"Kami memiliki beberapa minggu yang menantang di depan kami," kata Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) NSW Susan Pearce kepada para wartawan.
Lonjakan kasus COVID-19 yang cepat dalam beberapa pekan terakhir telah menyebabkan antrean panjang di pusat pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) yang didanai publik. Hal itu mendorong pihak berwenang untuk meminta orang-orang untuk mencari tes PCR jika bergejala.