Kupang, Gatra.com- Musda Partai Demokrat NTTOktober 2021 lalu berbuntut. Ratusan orang yang menyebut diri simpatisan petahana Jefry Riwu Kore, Selasa 4 Januari 2022 melakukan aksi membakar atribut Partai Demokrat, baliho dan poster bergambar wajah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di depan kantor DPD Partai Demokrat NTT di Jalan Kosasi Kupang.
Massa simpatisan yang berjumlah sekitar 200 orang itu dimpimpin Herison Arianto Kore sebagai Korlap dan Yonatan Ga sebagai Sekretars. Mereka menyatakan kecewa berat karena Petahana Jefry Riwu Kore yang unggul dukungan DPC Partai Demokrat diabaikan pihak DPP yang mengakomodir Leo Lelo sebagai Ketua DPD Partai Demokrat NTT.
Seperti disaksikan Gatra.com para simpatisan Jefry Riwu Kore itu meyambangi Kantor DPD Partai Demokrat NTT. Mereka membawa atribut Partai Demokrat, antara lain: bendera Partai Demokrat, Jas dan Kaos berwarna biru berlambang bintang Mercy, sejumlah baliho dan spanduk bergambar wajah AHY.
"AHY bilang Jefry Riwu Kore menyelamatkan Partai Demokrat karena merupakan yang pertama membongkar adanya rencana KLB Moeldoko. Tetapi hari ini AHY ini mengkhianati kesetiaan dan jasa Jefry. AHY pengkhianat ," tegas masa aksi.
Menurut masa aksi, AHY merupakan pemimpin yang tidak tahu balas budi. Selain itu tidak patut dijadikan panutan khususnya anak muda di Provinsi NTT.
"Jefry Riwu Kore memiliki kontribusi yang besar terhadap Demokrat di NTT dalam mendukung AHY menghadapi goncangan kudeta Moeldoko Cs. Tetapi sekali lagi kami tegaskan AHY tidak tahu balas budi dan terima kasih," teriak para massa aksi.
Selain itu massa simpatisan juga meminta Jefri Riwu Kore untuk mundur dari Partai Demokrat. Ini karena menurut mereka tanpa Partai Demokrat pun Jefry Riwu Kore bisa membangun Kota Kupang.
"Hari ini kami minta Jefry Riwu Kore mundur dari Partai Demokrat karena tanpa Demokrat juga bisa bangun kota Ini. Fakta didepan mata, kota Kupang yang dilihat sangat maju sekarang ini dibawah polesan Walikota Jefry Riwu Kore," tegas simpatisan Jefry.
Masa aksi juga menegaskan, tidak akan mendukung AHY dan Partai Demokrat pada kontestasi Pemilu 2024 nanti. Sebaliknya simpatisan Jeriko menyatakan akan mendukung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden di pemilu 2024.
"Kami simpatisan Jefry Riwu Kore menyatakan tidak akan mendukung AHY sebagai calon presiden 2024 mendatang. Kami beralih akan dukung Ganjar Pranowo. Hidup Ganjar," teriak orator diikuti oleh simpatisan lainnya.
Berikut sejumlah poin tuntutan masa aksi di depan kantor DPD Demokrat NTT, masa menyampaikan sejumlah pernyataan sikap:
Pertama, kami mendesak keras bapak Jefri Riwu Kore (JERIKO) untuk segera BERHENTI dan KELUAR saja dari keanggotaan partai Demokrat NTT karena jasa dan kontribusi besar bapak selama 2 periode DPR RI dan 5 tahun pimpin demokrat NTT sangat tidak dihargai. Sumbangan emas bapak Jeriko yang diakui AHY sebagai Pelapor Pertama dalam mengungkapkan rencana KLB MULDOKO ternyata hanya isapan jempol belaka, loyalitas dan kesetiaan Bapak JERIKO dalam menjaga Demokrat NTT dari anasir KLB Muldoko dibalas dengan pengkhianatan AHY. AHY ini sungguh-sungguh pemimpin yang tidak punya moral dan jiwa Korsa, para pejuang garis depannya dia 'bunuh' dengan tangan dingin karena kepentingan sempitnya.
Kedua, kami menyerukan kepada semua simpatisan dan warga demokrat NTT yang pro bapak Jefry Riwu Kore dan mencintai Demokrasi, untuk BERHENTI mendukung partai Demokrat. Karena kamu akan kecewa, karena ini bukan Partai yang luhur dan sanggup menjaga Demokrasi di tubuhnya sendiri. Dalam Musda lalu Jefry meraih 12 dukungan DPC namun dikhianati oleh AHY, Ketua DPP Umum Partai Demokrat. Tidak ada lagi yang tersisa dari kebanggaan kami terhadap Partai ini.
Ketiga, AHY adalah pemimpin egois dan tipis telinganya. Dia hanya sanggup dengar bisikan Benny Kabur Harman (BKH) dan gerombolannya. Dia tidak peduli dengan aspirasi nyata dari warga demokrat NTT yang mencintai Jefry. AHY masuk dalam perangkap politik ldentitas Beny Harman yang hanya pro pemimpin yang sama suku dan agamanya, ini picu awal kehancuran Demokrat NTT.
Empat, AHY adalah pemimpin muda yang belum matang dan belum sanggup mengelola demokrasi dalam partainya sendiri. AHY BUKAN NEGARAWAN, sekali lagi AHY BUKAN NEGARAWAN. la hanya pemimpin muda karbitan saja, yang tidak patut jadi contoh bagi generasi muda bangsa.
Kelima, Shame on you AHY, kamu sangat memalukan AHY. Habis lenyap kebanggaan kami merawat partai selama ini dengan keputusanmu yang sangat tidak negarawan. Memang kalau hanya kelas MAYOR saja tak akan pernah sanggup menjadi JENDERAL perang kebanggaan kami warga Demokrat .
Keenam, Kami menyatakan BERHENTI untuk merawat dan mencintai partai Demokrat NTT karena pemimpin yang buruk seperti Ketum AHY ANDA GAGAL jadi harapan kami ketum AHY.