Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso membeberkan 13 rekomendasi IDAI terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemi COVID-19.
Pertama, ujarnya, untuk membuka PTM, 100% guru dan petugas sekolah harus sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19. "Kedua, anak yang dapat masuk sekolah adalah anak yang sudah diimunisasi COVID-19 lengkap 2 kali dan tanpa komorbid," ujar Piprim.
Ketiga, kata Piprim, sekolah harus tetap patuh pada protokol kesehatan (prokes), terutama difokuskan pada penggunaan wajib masker untuk semua orang yang ada di lingkungan sekolah, ketersediaan fasilitas cuci tangan, menjaga jarak, tidak makan bersamaan, memastikan sirkulasi udara terjaga baik, dan mengaktifkan sistem penapisan aktif per hari untuk anak, guru, petugas sekolah dan keluarganya yang memiliki gejala suspek COVID-19.
Keempat, untuk kategori anak usia 12-18 tahun, PTM dapat dilakukan 100% dalam kondisi tidak adanya peningkatan kasus COVID-19 di daerah tersebut dan tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.
"Pembelajaran Tatap Muka dapat dilakukan metode hybrid, 50% luring, 50% daring, apabila kondisinya masih ditemukan kasus COVID-19 namun positivity rate di bawah 8%, ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan, anak, guru dan petugas sekolah sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 100%," sambungnya, dalam rekomendasi IDAI terkait "Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi COVID-19", lewat pernyataannya melalui video yang dibagikan kepada Gatra.com pada Senin, (3/1).
Kelima, tutur Piprim, untuk kategori anak usia 6-11 tahun, PTM dapat dilakukan dengan hybrid juga, dalam kondisi tidak adanya peningkatan kasus COVID-19 di daerah tersebut dan tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.
"Pembelajaran Tatap Muka dapat dilakukan metode hybrid, 50% daring, 50% luring [outdoor], apabila masih ditemukan kasus COVID-19 namun positivity rate di bawah 8%, ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan. Fasilitas outdoor yang dianjurkan adalah halaman sekolah, taman, pusat olahraga, ruang publik terpadu ramah anak," jelasnya.
Keenam, lanjut Pimprim, untuk kategori anak usia di bawah 6 tahun, IDAI belum menganjurkan sekolah untuk menggelar PTM, sampai dinyatakan tidak ada kasus baru COVID-19 atau tidak ada peningkatan kasus baru. Kemudian sekolah dapat memberikan pembelajaran sinkronisasi dan asinkronisasi dengan metode daring dan mengaktifkan keterlibatan orang tua di rumah dalam kegiatan outdoor.
"Sekolah dan orang tua dapat melakukan kegiatan kreatif seperti mengaktifkan permainan daerah di rumah, melakukan pembelajaran outdoor mandiri di tempat terbuka masing-masing keluarga dengan modul yang diarahkan sekolah seperti aktivitas berkebun, eksplorasi alam, dan sebagainya. Rekomendasi bermain dapat mengutip rekomendasi permainan anak sesuai dengan rekomendasi IDAI," terangnya.
Ketujuh, sambungnya, anak dengan komorbiditas dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak. Di mana komorbiditas anak meliputi penyakit seperti keganasan, Diabetes Melitus (DM), penyakit ginjal kronis, penyakit autoimun, penyakit paru kronis, obesitas, hipertensi, dan lain-lain.
"Kedelapan,IDAI mengimbau untuk segera melengkapi imunisasi rutin bagi anak usia 6 tahun ke atas. Kesembilan, Piprim mengatakan bahwasanya anak dianggap telah mendapatkan perlindungan dari imunisasi COVID-19 jika sudah mendapatkan 2 dosis lengkap dan proteksi dinyatakan cukup setelah dua minggu pasca imunisasi," katanya.
Kesepuluh, tuturnya, sekolah dan pemerintah perlu memberikan kebebasan kepada orang tua dan keluarga untuk memilih PTM atau daring, tidak boleh ada paksaan. Kesebelas, bagi anak yang memilih pembelajaran daring, sekolah dan pemerintah harus menjamin ketersediaan proses pembelajaran daring.
Keduabelas, kata Piprim, rekomendasi lengkap terkait prokes dan proses mitigasi, merujuk pada rekomendasi IDAI sebelumnya. Ketigabelas atau rekomendasi IDAI terakhir terkait PTM di masa pandemi COVID-19 yaitu keputusan buka atau tutupnya sekolah harus memperhatikan adanya kasus baru COVID-19 di sekolah atau tidak.
"Rekomendasi ini sifatnya dinamis dan disesuaikan dengan perkembangan terkini. Mudah-mudahan rekomendasi ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," ucapnya, dalam menutup pernyataannya lewat video ihwal 13 rekomendasi IDAI itu.