Jepara, Gatra.com - Sejumlah kesenian tradisional di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, semakin meredup eksistensinya. Bahkan peninggalan budaya itu, beberapa di antaranya nyaris hilang ditelan waktu. Tak terkecuali kesenian Emprak, sebuah kesenian tradisional asli Kabupaten berjuluk Bumi Kartini.
Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara, Amin Ayahudi, mengatakan saat ini saja, pegiat kesenian Emprak hanya tinggal lima kelompok yang masih bertahan. Itu pun mereka sebagian besar sudah berusia lanjut.
"Saat ini kelompok emprak hanya tinggal beberapa saja. Sangat perlu adanya regenerasi," ujarnya, Senin (3/1).
Lima kelompok emprak yang masih bertahan yaitu, kelompok emprak Sidomukti, Desa Kepuk (Kecamatan Bangsri), kelompok emprak Desa Tanjung dan Desa Plajan (Kecamatan Pakis Aji), kelompok emprak Desa Banyumanis (Kecamatan Donorojo), dan kelompok emprak Desa Pendem (Kecamatan Kembang).
Meskipun ada lima kelompok, namun setiap kali mereka tampil, terkadang mengambil para pemain dari desa lain. Seperti emprak Sidomukti ini, yang tampil tidak hanya dari desa Kepuk, tapi seniman emprak dari desa lainnya. Jumlah semuanya tidak lebih dari 20 orang.
"Usianya juga rata-rata sudah di atas 45 tahun. Untuk itu, perlu adanya regenerasi agar emprak ini bisa tetap bertahan," imbuhnya.
Melalui kesenian emprak ini, terang Amin, bisa menyampikan pesan-pesan dan kritik sosial sesuai pada masanya. Termasuk cara-cara pertanian, hingga pergaulan di masyarakat.
Zaman dulu para seniman emprak bermain tanpa menggunakan panggung. Mereka hanya mengenakan sarung dan berdandan lucu, untuk menarik perhatian masyarakat. Sedangkan alat musik yang digunakan sangat sederhana, yaitu kendang, dan juga terbang.