Home Regional Bus Trans Banyumas Berhenti Beroperasi, Ternyata Ini Penyebabnya

Bus Trans Banyumas Berhenti Beroperasi, Ternyata Ini Penyebabnya

Purwokerto, Gatra.com- Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubdat) Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengemukakan penghentian sementara operasional bus Trans Banyumas disebabkan karena perubahan skema lelang. Hal tersebut membutuhkan waktu untuk penyesuaian

Kendati demikian, Budi tetap menjamin armada program Buy The Service (BTS) ini tetap beroperasi kembali, setelah proses perubahan lelang selesai.

"Kami membutuhkan waktu sekitar 2 minggu terkait adanya perubahan skema lelang. Skema lelang diperpanjang waktunya menjadi 3 tahun dan mengunakan e-catalog. Dengan pembaharuan lelang tiga tahun, maka setiap tahun tidak perlu lalu dilakukan lelang," katanya saat audiensi dengan Pemkab Banyumas, konsorsium serta sopir Bus Trans Banyumas, di Pendopo Si Panji Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (2/1).

Menurutnya, untuk menjamin keberlanjutan para operator, pihaknya mengusulkan waktu lelang berjangka 5 tahun. Akan tetapi, Kementerian Keuangan menyatakan belum memiliki skema lelang 5 tahun.

"Jadi diputuskan menjadi 3 tahun. Dan untuk pemenang lelang masih bisa dari operator lama, sehingga ada kepastian untuk balik modal," jelasnya.

Selain perubahan jangka waktu lelang menurut Dirjen Hubdat, pada saat bersamaan juga ada perubahan skema lelang dari umum menjadi lelang e-catalog. Dalam lelang tersebut dilengkapi dengan perhitungan biaya operasional perkilometer.

Budi mengaku, Kemenhub belum memiliki pengalaman dalam penghitungan semua biaya tersebut. Oleh karena itu, pihaknya harus berhati-hati dan terus mengawal tahapan proses lelang.

Sejauh ini, dia diminta untuk membuat perencanaan aksi, sehingga dapat dipaparkan secara jelas tahapan dan perkembangan dari proses lelang tersebut.

"Jadi kepada para pengemudi serta pihak konsorsium, jangan khawatir, kita hanya butuh waktu 2 minggu untuk memperbaiki proses ini atau jika molor paling lama 3 minggu, setelah itu bisa beroperasional kembali," tuturnya.

Budi juga mengapresiasi Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banyumas yang sudah berhasil mensosialisasikan Bus Trans Banyumas. Kurang dari sebulan beroperasi load factor bus BTS rata-rata mencapai 91,87 persen.Angka tersebut, kata dia, lebih tinggi dibanding kota lain yang kurang dari 50 persen saja.

Diberitakan sebelumnya, memasuki awal tahun 2022, Bus Trans Banyumas berhenti beropasi sementara waktu mulai Sabtu (1/1) hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hal tersebut sempat mengundang keresahan pada kalangan sopir bus serta masyarakat Banyumas yang kerap menggunakan moda transportasi tersebut hampir satu bulan terakhir.

539