Jakarta, Gatra.com – Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) memuji Tim Penggerak PKK Kota Salatiga karena telah mengingatkan keluarga tentang akan pentingnya anak-anak untuk berbusana secara baik.
Menurut Ketua Umum LPAI, Seto Mulyadi, upaya sekecil apa pun yang dilakukan dengan setulus hati untuk melindungi anak-anak, keluarga, dan masyarakat Indonesia patut didukung dan dikampanyekan secara lebih luas lagi.
Kak Seto -panggilan akrab Seto Mulyadi- menjelaskan, kejahatan seksual terjadi akibat dari faktor majemuk. Semua faktor patut dikelola dengan sebaik-baiknya untuk menekan risiko terjadinya viktimisasi seksual terhadap keluarga khususnya anak-anak.
”Dalam konteks inilah, kami melihat Tim Penggerak PKK Kota Salatiga telah mengeluarkan imbauan terkait salah satu faktor terjadinya kejahatan seksual, yakni cara berbusana,” ujar Kak Seto dalam keterangannya, Jumat (24/12).
Menurut Kak Seto, banyak penelitian empiris yang menghasilkan simpulan bahwa busana memang dijadikan cara untuk mengomunikasikan hasrat sekaligus menarik perhatian seksual dari lawan jenis. Orang dengan gaya berbusana yang provokatif juga dipandang lebih berisiko mengalami pelecehan seksual dan memprovokasi terjadinya pelecehan seksual.
”Penilaian tersebut ternyata datang tidak hanya dari satu jenis kelamin saja, melainkan bisa dari perempuan dan lelaki,” ucap Kak Seto.
Kak Seto menegaskan, gaya busana apapun tidak dapat dijadikan sebagai pembenaran bagi siapapun untuk melakukan kejahatan seksual. Namun bertitik tolak dari sekian banyak riset yang relevan, sangat realistis apabila masyarakat sama sekali tidak dapat mengabaikan gaya berpakaian sebagai salah satu faktor risiko.
“Dari sisi sini lah imbauan Tim Penggerak PKK Kota Salatiga menemukan nilai strategisnya. Imbauan Tim Penggerak PKK Kota Salatiga, dalam tafsiran kami, juga mengandung nilai luhur yang melampaui dimensi preemtif (preemptive) terhadap kejahatan seksual semata. Membaca imbauan tersebut secara utuh, kami melihatnya sebagai ajakan kepada keluarga untuk selalu menghayati nilai-nilai kehidupan mereka sebagai bagian dari bangsa yang relijius dan beradab sebagai cerminan hidup sebagai manusia yang Pancasilais,” tutur Kak Seto.
Oleh sebab itu, Kak Seto mengatakan pihaknya mendorong Tim Penggerak PKK di seluruh Indonesia untuk mengeluarkan imbauan-imbauan bijak yang berlandaskan pada nilai-nilai kearifan dan berbasis kajian ilmiah. LPAI optimistis, jika Tim Penggerak PKK di seluruh penjuru Tanah Air memproduksi imbauan-imbauan konstruktif dan multidimensi, anak-anak dan keluarga Indonesia akan semakin terlindungi dari risiko mengalami viktimisasi seksual.
Menurut Kak Seto, LPAI sebagai organisasi yang percaya sepenuhnya akan ketahanan keluarga (family resilience) sebagai fondasi sekaligus sasaran pembangunan bangsa Indonesia, berkewajiban mengajak masyarakat untuk mendukung sepenuhnya gagasan dan kerja Tim Penggerak PKK di wilayah masing-masing. Pemerintah dan DPR/DPD juga sepatutnya mengalokasikan perhatian lebih besar lagi bagi keluarga, PKK, dan organisasiorganisasi lainnya yang juga berkhidmat dalam urusan keluarga.
“Termasuk penguatan berupa penyusunan undang-undang khusus tentang keluarga. PKK yang tangguh dan produktif adalah manifestasi negara hadir dalam jarak yang paling dekat dengan masyarakat,” tutup Kak Seto