Jakarta, Gatra.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengungkapkan bahwa perempuan masih berada pada kondisi rentan dan tertinggal dalam banyak aspek. Ia menyebut patriarki sebagai biang keladinya.
“Patut menjadi perhatian kita bersama hingga hari ini perempuan masih menjadi kelompok rentan dan tertinggal dalam berbagai aspek kehidupan. Gambaran situasi ini terangkum dalam berbagai ketika kita melihat data dan indeks, apakah Indeks Pembangunan Manusia, apakah Indeks Pembangunan Gender, maupun Indeks Pemberdayaan Gender, yang masih menunjukkan kesenjangan yang nyata antara laki-laki dan perempuan,” tutur Bintang dalam acara Gatra Citra Perempuan Indonesia di Kantor Kementerian PPPA, Jakarta, Kamis, (23/12/2021).
“Hal ini disebabkan karena konstruksi sosial yang dipengaruhi oleh budaya patriarki yang telah berakar kuat menyebabkan perempuan tertinggal secara akses, partisipasi, kontrol, dan penerimaan manfaat dalam pembangunan,” imbuh Bintang.
Dengan demikian, kata Bintang, perjuangan bersama mencapai pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender belum selesai. Ia mengingatkan masyarakat untuk tak memandang perempuan sebagai sosok yang lemah.
Sebaliknya, Bintang ingin perempuan dipandang sebagai kekuatan bangsa. Hal tersebut juga selaras dengan jumlah populasi perempuan di Indonesia. Ia menyebut bahwa populasi perempuan mengisi hampir setengah dari populasi masyarakat Indonesia, yaitu kisaran 49%.
Bintang juga menilai bahwa dalam perkembangan sejarah Indonesia, perempuan selalu menjadi ujung tombak pergerakan yang berada di garda terdepan perjuangan, tak terkecuali saat masa krisis terkini, yaitu pandemi Covid-19, di mana banyak tenaga kesehatan (nakes) berjenis kelamin perempuan.
“Perempuan mampu menjadi inspirasi bagi sesamanya dan mampu memberi manfaat yang luas bagi sekitarnya melalui berbagai profesi, baik sebagai perempuan karier, politisi, aktivis, seniman, termasuk yang menjadi ibu rumah tangga yang berdaya,” kata Bintang.