Boyolali, Gatra.com - Kementerian Perdagangan mencatat akhir tahun ini Indonesia mengekspor barang jadi non-migas terbesar sepanjang sejarah. Salah satunya yang turut andil yakni PT Pan Brothers di Kelurahan Butuh, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan Suhanto menjelaskan pada akhir tahun ini Indonesia mencatat nilai ekspor sebesar Rp35,3 triliun atau setara dengan USD 24,4 miliar. PT Pan Brothers berpartisipasi dengan pengiriman USD 10 juta.
”Kali ini Pan Brothers mengirimkan ke beberapa negara, tapi kali ini yang paling besar di Amerika Serikat,” kata Suhanto usai seremoni yang digelar secara hibrida dari PT Pan Brothers di Boyolali, Kamis (23/12/2021).
Suhanto menjelaskan bahwa produk garmen di Indonesia memiliki potensi untuk bersaing secara global, seperti 40 persen ekspor Pan Brothers ke Cina.
”Masyarakat melihat bahwa Indonesia dipenuhi produk dari Cina. Di sisi lain, produk ekspor garmen kita 40 persennya dikirim ke Cina. Ini bisa sebagai bukti bahwa produk Indonesia bisa bersaing di pasar global,” katanya.
Di sisi lain, peningkatan ekspor tersebut bisa memberi efek berganda di daerah karena perekonomian daerah tersebut turut berkembang.
”Boyolali ini mempunyai potensi bagus untuk pengembangan industri garmen. Apalagi dari laporan Pak Wakil Bupati tadi, Boyolali terpaksa harus mendatangkan tenaga kerja dari kabupaten lain,” katanya.
Saat ini Pan Brothers bersama 278 perusahaan di Indonesia melakukan ekspor serentak ke berbagai negara dengan nilai USD 24,4 miliar. Seremoni ekspor ini digelar secara hibrida dari berbagai kota.
Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan menyatakan, Boyolali harus mendatangkan tenaga kerja dari Klaten untuk memenuhi kebutuhan industri garmen. Apalagi Pan Brothers akan melakukan pengembangan di Boyolali sisi utara, seperti di Kecamatan Klego.
”Makanya selain mendatangkan tenaga kerja dari kabupaten lain, kami juga menyerap tenaga kerja lulusan SMK. Tapi biasanya kami bina dulu di BLK (Balai Latihan Kerja),” ucapnya.
GM Marketing PT Pan Brothers, Ade Ahmad Yani, mengatakan Pan Brothers memiliki nilai ekspor dengan USD 425 juta per tahun. Angka ini naik 10-15 persen dibanding angka tahun sebelumnya.
”Ada banyak faktor, seperti di Vietnam lockdown dan Cina mengalami masalah krisis energi. Makanya kita di Indonesia diuntungkan dengan hal ini,” katanya.
Secara keseluruhan, capaian ekspor akhir tahun ini menjadi yang tertinggi dengan rata-rata pengiriman 12 kontainer tiap minggu. Sasaran ekspor terbesar yakni Cina, Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara di Eropa. ”Bahkan pengiriman produk kami 40 persen ke Cina,” katanya.