Jakarta, Gatra.com – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, sambangi gurunya semasa di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) selain ziarah ke makam orang tuanya. Ia sengaja pulang untuk silaturahmi kepada guru dan ziarah tersebut pada Hari Ibu.
Menurutnya, ini merupakan upaya untuk memaknai momentum Hari Ibu. Menurutnya, ia bisa menjadi seperti sekarang berkat peran orang tua dan para guru serta kuasa dan kehendak Allah SWT.
Peran guru bukan hanya sekadar mentransfer ilmu pengetahuan dan memberikan bekal kehidupan di masa depan, tetapi juga merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan untuk mewujudkan cita-cita negara, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Tidak ada sebuah kesuksesan tanpa andil dari seorang guru. Begitu besarnya peran guru. Guru juga bisa melakukan perubahan peradaban. Dari orang yang tidak beradab menjadi beradab,” ungkapnya dalam keterangan yang diterima pada Kamis (23/12).
Keikhlasan seorang guru, kata Firli, ibarat akar pohon yang memberikan nutrisi kepada ranting, batang, daun, hingga buah. Tetapi manusia hanya melihat kokoh, manis, dan bagusnya bunga dari pohon tanpa melihat peran akar di balik itu semua.
Menurutnya, keikhlasan guru bak gula yang tak pernah mengatakan bahwa dia manis. Guru tidak pernah mengatakan bahwa di balik orang sukses itu ada jasa-jasanya. Meskipun di balik setiap kesuksesan orang atau majunya peradaban suatu bangsa tidak pernah bisa dilepaskan dari peran guru.
Meski tidak pernah mengungkapkan jasanya, namun setiap orang merasakannya. “Setiap umat manusia, oleh setiap murid-muridnya, oleh setiap kemajuan bangsa, dan peradaban bangsa itu sendiri,” katanya.
Salah satu guru di Palembang yang sempat ditemui Firli adalah Syurfah (82). Beliau adalah guru agama Firli di SMAN 3 Palembang. Syurfah tak menyangka anak didiknya itu tiba-tiba datang di kediamannya, di Jalan Ariodillah IV, Kecamatan Ilir Timur (IT), Palembang.
“Saya sangat bangga dan haru karena ada murid saya dulu mengunjungi saya dan masih ingat dengan saya, walaupun sudah menjadi pejabat di pemerintahan,” katanya.
Syurfah masih mengingat sosok Firli semasa menjadi muridnya. Menurutnya, Firli anak yang cerdas, alim, dan mempunyai tata krama. Selain itu, hingga saat ini Firli masih ingat pelajaran apa yang disampaikan olehnya sewaktu mengajar.
Ia mengaku sangat bangga menjadi seorang guru yang perjuangannya tidak terlupakan oleh anak didiknya, seperti yang dilakukan Firli. “Beliau sudah seperti anak saya sendiri dan hingga kini masih terus ingat kenang-kenangan bersama beliau,” ungkapnya.
Dia berharap kepada mantan muridnya tersebut agar terus menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara, khususnya dalam pemberantasan korupsi. “Saya mendoakan yang terbaik kepada beliau, khususnya dalam bidang pekerjaannya sekarang ini,” katanya.