Jakarta, Gatra.com – Sebagai salah satu produsen minyak goreng berkualitas di Indonesia, Sinar Mas Agribusiness and Food menyalurkan lebih dari 580.000 liter minyak goreng kemasan dengan harga terjangkau. Upaya tersebut merupakan bentuk dukungan bagi program pemerintah untuk stabilisasi harga minyak goreng di pasaran. Bekerja sama dengan pengusaha ritel nasional, minyak goreng kemasan dihargai Rp14.000 per liter, jauh lebih murah dari harga pasaran yang berkisar Rp19.000-Rp20.000 per liter saat ini.
Corporate Affairs Director, Sinar Mas Agribusiness and Food, Harry Hanawi mengatakan, perusahaan terus berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk penyaluran minyak goreng terjangkau ke masyarakat. Hingga akhir Desember 2021, Sinar Mas Agribusiness and Food menargetkan untuk menyalurkan lebih dari 700.000 liter minyak goreng dengan harga terjangkau.
“Untuk mengatasi harga minyak goreng yang merangkak naik, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyalurkan 11 juta liter minyak goreng dengan harga terjangkau dari November hingga Desember 2021. Sinar Mas Agribusiness and Food siap untuk mendukung upaya tersebut melalui kerja sama dengan seluruh anggota Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia,” ujar Harry dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Rabu (22/12).
Untuk memastikan distribusi yang aman dan adil, AIMMI bekerja sama dengan mitra ritel menerapkan peraturan agar setiap orang hanya boleh membeli 1 liter per hari. Selain itu, penjualan minyak goreng hanya dilakukan ritel dengan tujuan menghindari kerumunan masyarakat di saat pandemi COVID-19.
Dilansir dari Bisnis.com, menurut Kemendag, banyak faktor yang menyebabkan harga minyak goreng terus naik. Salah satunya jumlah pasokan minyak kelapa sawit yang terbatas, dan dialami hampir di seluruh industri minyak nabati dunia. Faktor cuaca menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pasokan minyak nabati menjadi terbatas.
Penyebab lain, perusahaan yang mengolah CPO (Crude Palm Oil) menjadi minyak goreng tidak berasal dari perusahaan sama. Sehingga, perusahaan tersebut harus membeli CPO dari luar yang harganya akan bergantung dengan volatilitas pasar. Jika harga CPO naik, harga minyak goreng curah dan kemasan akan ikut naik.
Program penyaluran minyak goreng harga terjangkau rencananya akan berlangsung hingga akhir Desember 2021, terutama untuk menghadapi lonjakan permintaan minyak goreng saat Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Ke depan, upaya ini akan melibatkan lebih banyak industri minyak kelapa sawit untuk menjawab tantangan di lapangan.