Jakarta, Gatra.com - Acara puncak TOP Digital Awards 2021 bertema “Accelerating Digital Transformation in Business & Government” digelar di Jakarta, Selasa, 21 Desember 2021. Kegiatan yang diselenggarakan Majalah It Works bekerja sama dengan sejumlah Asosiasi Teknologi Informatika (TI) bertujuan mendorong transformasi digital di Indonesia.
Ketua Penyelenggara TOP Digital Awards 2021, M. Lutfi Handayani menyatakan, jumlah peserta kegiatan TOP Digital Awards setiap tahun terus meningkat. “Tahun 2021, yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 172 peserta, yang berasal dari instansi dan lembaga pemerintahan serta korporasi bisnis, yang berarti mencatat kenaikan 7,5 persen dibanding tahun 2020 lalu,” ujar M. Lutfi.
Peraih penghargaan TOP Digital Awards 2021 yang berasal dari instansi dan lembaga pemerintah di antaranya: Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi, Direktorat Jenderal Pajak, dan Pemerintah Kota Tangerang.
Sedangkan, peraih penghargaan yang berasal dari korporasi bisnis di antaranya: Pertamina, Perusahaan Listrik Negara, Pegadaian, Telkom Indonesia, Aero System Indonesia, Jasa Raharja, Wijaya Karya, Bank Negara Indonesia, Badan Standardisasi Nasional, Bank Amar, Bank Central Asia, dan Blibli.com.
Keamanan Siber Penting di Era Transformasi Digital
Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komisaris Jenderal Polisi Sutanto mewakili Kepala BSSN menyatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan TOP Digital Awards 2021 sebagai bentuk penghargaan di bidang teknologi digital di Indonesia yang diberikan kepada sejumlah perusahaan dan instansi yang dinilai berhasil dalam penerapan pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kinerja, daya saing, dan layanan kepada masyarakat.
“Kita tahu, saat ini perkembangan digital sangat meningkat, seiring dengan ancaman siber yang makin tinggi. Setiap hari, rata-rata hampir ada 7 juta sampai 10 juta ancaman di internet yang masuk ke kementerian, lembaga maupun di perusahaan-perusahaan,” ujar Sutanto dalam sambutannya.
Ancaman tersebut menurutnya membutuhkan pembangunan dan penerapan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang masif. “Hal tersebut mendorong proses transformasi digital dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama yang sama-sama kita rasakan di tengah masa pandemi COVID-19 saat ini. Dimana setiap pemangku kepentingan mentransformasikan proses bisnis dan pelayanan mereka melalui teknologi digital,” katanya.
Fenomena menguatnya transformasi digital tersebut terlihat dengan data jumlah pengguna internet di Indonesia yang semakin bertambah setiap tahunnya. Pada 2021, Indonesia menduduki peringkat ketiga pengguna internet terbanyak di Asia dengan jumlah 202 juta pengguna.
“Dengan perkembangan tersebut tentunya juga menghadirkan peluang terjadinya ancaman siber yang yang perlu kita antisipasi bersama-sama. Terlebih lagi, perkembangan teknologi yang bersifat destruktif, seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI) dan Blockchains. Konsekuensi logis dari kondisi ini, menempatkan TI menjadi pedang bermata dua,” ucapnya.
Keberadaan TI memberikan kontribusi bagi peningkatan proses bisnis dan kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sekaligus menjadi sarana efektif untuk melakukan perbuatan melawan hukum diranah siber dan kejahatan siber. “Seperti kasus pencurian data pribadi dan peretasan terhadap situs pemerintah maupun swasta yang terjadi akhir-akhir ini,” ia menambahkan.
Berdasarkan data dari hasil monitoring Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi Negara, tercatat 1.470.925.311 anomali trafik serangan siber yang bersifat teknis selama periode 21 Januari 2021 sampai 19 Desember 2021. Urutan kategori tiga teratas jenis Anomali Trafik, yakni infeksi malware (61%), aktivitas trojan (10%), dan upaya pengumpulan informasi target untuk mencari celah keamanan (9%).
Komjen Sutanto mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mewujudkan keamanan siber di tengah pengembangan transformasi digital. Ia meminta dukungan untuk percepatan penetapan regulasi pengaturan strategi keamanan siber nasional sebagai pengaturan awal penerapan keamanan siber menuju Indonesia Maju khususnya di bidang teknologi digital.
Ia berharap kegiatan TOP Digital Awards tahun 2021 dapat menjadi embrio positif yang menumbuhkan kepedulian dan kesadaran pengembangan transformasi digital dengan tetap memperhatikan aspek keamanan siber. “Mengingat bahwa ancaman siber dapat hadir sewaktu-waktu tanpa terduga maka segenap pemangku kepentingan siber nasional harus senantiasa siap siaga dalam merespon keamanan siber, memitigasi risiko siber, termasuk mempertahankan diri,” tutupnya.