Palembang, Gatra.com - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Hari Widodo menyampaikan, inflasi di daerah ini menjelang tutup tahun [November 2021] mencapai 1,40% (ytd). Dalam catatannya, angka tahunan inflasi Sumsel, sebesar 1,98% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,75% (yoy).
"Inflasi saat ini, tergolong dalam kisaran yang rendah, antara lain dipengaruhi oleh belum pulihnya permintaan sebagai dampak pandemi Covid-19," paparnya dalam siaran persnya, Selasa (21/12). Memasuki pergantian tahun dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel menggelar High Level Meeting (HLM) upaya pengendalian inflasi, di Kantor Perwakian BI Sumsel, Senin (20/12).
Menyikapi angka inflasi demikian itu, TPID yang diketuai Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel, Ir SA Suprioni dan dirinya menjabat Wakil TPID Sumsel, melakukan pola 4K yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif. Inflasi Sumsel tahun 2021 diperkirakan berada pada rentang target yaitu 3,0±1% (yoy), hal ini didorong oleh pulihnya aktivitas masyarakat di tengah perluasan dan percepatan program vaksinasi, percepatan pembangunan infrastruktur, serta kenaikan harga komoditas global.
Pada kesempatan tersebut, masing-masing anggota TPID menyampaikan berbagai langkah pengendalian inflasi jelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Dari sisi ketersediaan pasokan, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel maupun Perum Bulog Divre Sumsel Babel menyampaikan bahwa suplai komoditas pangan dan bahan pokok penting yang ada di wilayah Sumsel dalam kondisi aman. Di mana stok beras dapat memenuhi kebutuhan 5-6 bulan ke depan.
Sekda Sumsel, Supriono mengimbau, agar seluruh anggota TPID sedari awal harus mampu mengantisipasi berbagai risiko kenaikan harga jelang Natal dan Tahun Baru 2022. Satgas Pangan dapat terus memantau dan menindaklanjuti apabila terjadi potensi penimbunan oleh spekulan. Hal ini juga disampaikan kepada Pertamina untuk menjaga kecukupan pasokan bahan bakar terutama gas LPG, sekaligus memastikan agar LPG bersubsidi hanya disalurkan kepada penduduk miskin dan usaha mikro.
"Pemerintah daerah (Pemda) akan senantiasa hadir dalam melayani masyarakat, serta melaksanakan berbagai upaya pengendalian inflasi sesuai dengan strategi 4K," katanya.
Lanjutnya, jajarannya juga telah menyiapkan akan peningkatan permintaan kebutuhan bahan pangan atau bahan pokok penting selama Natal dan Tahun Baru ini. "Begitu juga dengan pasokan daging sapi yang relatif cukup dan diperkirakan dapat memenuhi permintaan masyarakat jelang HBKN, baik yang berasal dari pasokan intra wilayah Sumsel maupun dari luar wilayah Sumsel," bebernya.
Hasil pantauan Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel, menunjukkan bahwa harga komoditas pangan dalam kondisi stabil dan tidak mengalami fluktuasi yang signifikan. Untuk mengatasi kenaikan harga minyak goreng, dinas terkait akan menyelenggarakan pasar murah bekerja sama dengan distributor di 9 titik di Kota Palembang antara lain di Pasar KM 5, Pasar Cinde, Pasar Lemabang, mulai dari tanggal 21-30 Desember 2021.