Karanganyar, Gatra.com- Seorang remaja asal Desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar, Jateng, Feri Noval Ariyanto, 16 tahun, tewas saat menjalani uji kenaikan tingkat perguruan silat. Keluarga menolak dilakukan autopsi jenazah.
Kasi Humas Polres Karanganyar Iptu Agung Purwoko mengatakan hal itu saat Gatra.com mencoba meminta keterangan di kantornya, Senin (20/12). “Yang mengetahui tentang (kematian Feri) itu dokter. Namun keluarga menolak autopsi. Mereka meminta jenazah dimakamkan saja,” kata Agung.
Berdasarkan pengakuan para saksi kepada polisi, Feri awalnya baik-baik saja. Ia datang ke lokasi ujian kenaikan tingkat di lapangan Desa Tuban pada Minggu (19/12) pukul 08.00 WIB. Gilang Wibowo, salah seorang teman korban mengatakan dirinya tak menunjukkan tanda sakit. Adapun ujian fisik tersebut diikuti 13 orang yang berjeda pukul 11.00 WIB. Para peserpun istirahat sambil menuju masjid untuk menjalankan salat duhur. Di situlah Gilang menyaksikan Feri berjalan sempoyongan.
Gilang pun menanyakan kondisi Feri. Kembali dijawab Feri bahwa dirinya baik-baik saja. Lantaran merasa Feri hanya letih, Gilang kemudian meminta teman-teman lain membawa makanan ke masjid untuk disantap bersama. Hal mengejutkan terjadi ketika Feri usai makan dan minum. Remaja ini mual dan lemas. Oleh teman-temannya, ia dilarikan ke Puskesmas Gondangrejo. Belum sempat dirawat, Feri sudah dinyatakan meninggal dunia.
Agung mengatakan polisi hanya mendapatkan keterangan keluarga bahwa Feri pernah menderita sakit di masa kecil. Setelah itu sakitnya tak pernah kambuh. Berdasarkan keterangan visum oleh medis pihak Puskesmas Gondangrejo, di tubuh Feri tidak ditemukan tanda penganiayaan.
“Keluarga membuat surat pernyataan tidak akan menuntut siapapun. Mereka menolak pula dilakukan autopsi melalui surat pernyataan,” pungkas Agung.