Semarang, Gatra.com - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) pusat mengingatkan agar waspada virus Omicron pada saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang.
Sebab hasil survei Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Balitbang Perhubungan sebanyak 11 juta orang akan melakukan perjalanan antarkota pada libur Nataru.
Menurut Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI pusat, Djoko Setijowarno potensi pergerakan orang akan semakin bertambah ketika terjadi pelonggaran kebijakan.
“Dengan ditemukannya pasien terjangkit varian Covid-19 jenis omicron perlu waspada. Jangan sampai varian omicron menyebar meluas di tanah air dan dihindari tidak terjadi gelombang ketiga,” katanya, Minggu (19/12).
Dari hasil survei mobilitas saat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Balitbang Perhubungan secara online pada 1-15 Desember 2021 tujuan terbanyak untuk perjalanan orang adalah menuju wilayah Jabodetabek sekitar 2,5 juta orang.
Kemudian Jawa Tengah sekitar 2,1 juta, Jawa Barat sekitar 2 juta orang, Jawa Timur sekitar 1,8 juta orang, dan DI Yoguakarta sekitar 624 ribu orang.
Aktivitas transportasi yang tidak sehat, lanjut Djoko, akan mendorong percepatan terjadi perluasan suatu wabah penyakit, sehingga waspada virus omricon adalah penting, namun tidak perlu panik tidak harus menghentikan aktivitas bertransportasi.
Perlu dilakukan pengawasan di terminal penumpang, pelabuhan dan pelabuhan penyeberangan harus ditingkatkan.
Kewajiban tes antigen bagi penumpang bus AKAP dapat diberikan dengan gratis dan bagi yang belum vaksin akan melakukan suktik vaksin di terminal penumpang.
Kebersihan armada bus dan awak bus yang sehat menjadi jaminan bagi penumpang yang bepergian menggunakan bus.
“Penegakan hukum terhadap aktivitas angkutan pelat hitam harus digencarkan dalam upaya mengurangi orang bermobilitas tanpa pengawasan. Rata-rata per hari bisa mencapai sekitar 1.000 kendaraan angkutan pelat hitam yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat menuju Jabodetabek,” ujarnya.
Dosen Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang ini menambahakan perlu dilakukan ampanye dan sosialisasi penyelenggaraan transportasi yang sehat secara masif ke seluruh pihak yang berkepentingan.
Baik regulator, operator maupun pengguna jasa transportasi untuk memastikan jaminan perjalanan yang higienis.
“Akan lebih bijak jika tidak melakukan perjalanan yang tidak penting selama masa Nataru,” kata Djoko.