Banyumas, Gatra.com – Beberapa pekan ini, harga minyak goreng terus melambung naik. Sejak November 2021 lalu, kenaikan minyak goreng telah mencapai Rp9.000 per liter.
Tak pelak, kondisi ini membuat sebagian ibu rumah tangga risau. Terlebih, para pelaku usaha yang salah satu bahan produksinya minyak goreng.
Namun, menurut dokter Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara dr. Masrurotut Daroen, sebenarnya jika ditanggapi dengan positif, kenaikan harga minyak ini juga bisa menjadi titik balik untuk memperbaiki kesehatan jantung, serta menghindari stroke dan hiperkolesterol.
“Minyak goreng mahal, masyarakat sebenarnya tidak perlu risau. Saatnya merubah gaya hidup, kurangi konsumsi goreng- gorengan. Karena goreng- gorengan berlebihan sebenarnya bisa memicu berbagai penyakit, diantaranya jantung, stroke, dan hiperkolesterol,” katanya, di Banjarnegara, Minggu (19/12).
Dia menjelaskan, Penyakit kardiovaskuler dan stroke ini salah satunya berasal dari banyaknya tumpukan lemak jenuh dan lemak trans yang diketahui meningkatkan kolesterol dalam darah.
“Nah peningkatan kolesterol inilah yang menjadi akar penyakit kardiovaskuler seperti jantung koroner dan stroke,” kata alumnus Fakultas Kedokteran Unsoed Purwokerto ini.
Dokter yang akrab disapa dokter Rury ini menyebutkan, masih ada beberapa ancaman penyakit jika terlalu banyak makan gorengan. Di antaranya yaitu diabetes tipe 2, dan resiko terkena kanker.
“Gorengan dilapisi tepung, lebih tinggi kalori dan karbohidrat sederhana dan lemak tidak sehat. Ini memicu terjadinya kegemukan dan diabetes tipe 2, bisa terjadi pada siapa saja, dewasa, anak-anak dan ibu hamil. Bahaya makan gorengan juga bisa terkena kanker, bahaya ini muncul akibat zat akrilamida terbentuk selama proses menggoreng,” sebut Rury.
Menurut dia, memasak tidak harus dengan menggoreng. Namun, bisa diganti dengan dipanggang. Dan justru pada bahan makanan atau jenis tertentu jika dipanggang masakan tersebut jauh lebih enak.
Apalagi sekarang banyak teknologi seperti menggoreng tanpa minyak (airfryer), memasak daging dengan alat tersebut akan menghasilkan minyak alami dari daging tersebut.
“Sebenarnya gorengan bukan sama sekali dilarang, hanya saja perlu diperhatikan cara menggoreng dan batasi jumlah konsumsinya. Imbangi dengan makanan bergizi dan tinggi serat lainnya serta perbanyak minum air putih,” tandas dr. Rury.