Jakarta, Gatra.com- Universitas Paramadina menggelar peluncuran buku biografi KH. Yahya Cholil Staquf pada Minggu (19/12). Buku bertajuk "Derap Langkah dan Gagasan" itu ditulis oleh Septa Dinata. Buku itu berisi biografi, perjalanan hidup, hingga pikiran-pikiran Yahya Cholil Staquf atau kerap dikenal dengan nama Gus Yahya.

Penulis buku, Septa Dinata, mengatakan, salah satu hal yang menarik dalam penulisan buku pertamanya ini adalah proses kreatifnya yang sangat personal, meski tetap berpegang secara ketat dengan subjek yang ditulis.

Gus Yahya, menurut Septa, merupakan sosok yang memiliki ketajaman rasional. "Analisis sosiologis beliau juga sangat kuat," ujar dia. Septa melanjutkan, Gus Yahya layaknya pemikir dalam paradigma pasca-kolonialisme, yang banyak mengkritik fiqih siyasah atau fiqih politik dalam panorama Islam di Indonesia.

Acara turut dihadiri Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari. Menurut dia, peluncuran buku ini penting karena dua hal. Pertama, karena Nahdatul Ulama (NU) itu sendiri. Kedua, karena posisi sentral Gus Yahya di NU.

Qodari mengungkapkan pengaruh NU di Indonesia yang sangat besar. Berdasarkan data Dukcapil, jumlah umat muslim di Indonesia yang sebanyak 87%, 30% di antaranya adalah NU. Dengan begitu, kata Qodari, pentingnya posisi NU di Indonesia perlu digarisbawahi. "Kalau NU maju, masyarakat Indonesia maju. Kalau NU mundur, masyarakat Indonesia juga mundur," ucap Qodarie.

Sementara itu, rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini, mengapresiasi rilisnya buku ini. Menurut dia, medium buku dapat menjadi penanda aktivitas intelektual seseorang. Pasalnya, buku akan mencakup berbagai gagasan dan pemikiran penting.