Home Milenial Mahasiswa FTUI Raih Prestasi di Kompetisi “Metal Cup 2021: Sustainable Development”

Mahasiswa FTUI Raih Prestasi di Kompetisi “Metal Cup 2021: Sustainable Development”

Depok, Gatra.com - Tujuh mahasiswa Program Studi Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTMM FTUI) berhasil meraih penghargaan Best Socially Oriented Project dalam ajang kompetisi internasional “Metal Cup 2021: Sustainable Development.”

Untuk kedua kalinya secara berturut-turut, tim dari UI berhasil lolos ke babak grand final dan membawa pulang penghargaan untuk Indonesia. Tim UI merupakan satu-satunya perwakilan Indonesia di kompetisi Metal Cup 2021. Tak hanya itu, tim ini memiliki anggota tim termuda dari 5000 partisipan di seluruh penjuru dunia yang mayoritas didominasi oleh mahasiswa S2 dan S3. Kompetisi Metal Cup 2020 tersebut diselenggarakan secara virtual di Rusia, pada 3-7 September 2021.

"Metal Cup 2021: Sustainable Development" merupakan salah satu kompetisi internasional terbesar di bidang industri metalurgi. Acara ini merupakan rangkaian dari kegiatan World Young Engineering Summit 2021 yang diselenggarakan oleh Youth Platform of Professional Metallurgists (YPPM) dan Pemerintahan Rusia.

Ketujuh mahasiswa FTUI yang ikut dalam kompetisi tersebut adalah: Maurice Efroza Handi (FT’19), Muhammad Farhan Firdaus Trouerbach (FT’19), Timotius Tanusondjaja (FT’19), Gilbert Lesmana (FT’19), Valleta Jovanka Widodo (FT’18), Adinda Saraswati Putri (FT’18), dan Gusaimas Matahachiro Hanggoro Himawan Akbar (FT’20). Mereka dibimbing oleh tiga orang dosen: Prof. Dr. Ir. Akhmad Herman Yuwono., Nofrijon Sofyan, Ph.D., dan Dr. Ir. Myrna Ariati M. Sc.

Tim FTUI mengusung gagasan berjudul “Solar Powered Cogeneration System in Steelmaking for Carbon Neutrality in Indonesia” sebagai salah satu upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dalam industri pembuatan baja di Indonesia. Mereka mengusulkan penggunaan teknologi combined heat and power atau cogeneration dengan teknologi panel surya Copper Zinc Tin Sulfide (CZTS) yang sepenuhnya merupakan fully sustainable power, dan tidak lagi menggunakan listrik dari batu bara maupun exhaustible energy lainnya.

Tim FTUI berharap, Indonesia dapat mengambil langkah-langkah aktif untuk merealisasikan praktek yang berkelanjutan berbasis energi terbarukan di industri pembuatan baja. Perwakilan tim FTUI, Maurice, mengatakan, selama lima tahun penyelenggaraan kompetisi Metal Cup, pada dua penyelenggaraan terakhir tim Indonesia dapat berpartisipasi dan meraih prestasi.

“Format kompetisi tahun ini sedikit berbeda, dengan lebih menekankan pada diskusi antar negara dengan memfokuskan pada carbon neutrality, khususnya zero carbon movement pada industri metalurgi. Setiap tim diberikan waktu satu bulan untuk menyusun strategi pengembangan perusahaan di bidang metalurgi berdasarkan data nyata dari perusahaan tersebut,” ujar Maurice.

Strategi yang telah disusun dalam bentuk proposal proyek kemudian dinilai oleh dewan juri dan dipilih proposal dari 20 tim terbaik untuk berkompetisi secara virtual di babak final. Pada babak final, 20 tim terpilih melakukan presentasi video dan dipilih 10 tim terbaik yang maju ke babak grand final. Tim FTUI berhasil mencapai babak grand final selama dua tahun berturut-turut dan tahun ini mendapatkan penghargaan Best Social Project yang hanya diberikan kepada satu tim dari semua tim yang berpartisipasi.

Panel surya CZTS dan teknologi cogeneration diintegrasikan ke dalam proses pembuatan baja tanur busur listrik (electric arc furnace/ EAF) dan teknologi alternatif yang unggul secara ekologi dan ekonomis dalam pengembangan teknologi pembuatan baja karbon netral. Teknologi alternatif ini mendukung ambisi Indonesia untuk mencapai SDGs 2030 dan Netralitas Karbon 2050, di mana integrasi Sistem CHP- CZTS ke pembuatan baja Electric Arc Furnace menjadi titik pusat perencanaan strategis Indonesia.

Dosen pembimbing tim, Prof. Akhmad Herman Yuwono menyatakan, Tim Metal Cup 2021 dari Universitas Indonesia telah membawa kebanggaan bangsa dan negara karena mampu berkompetisi di ajang internasional sejajar dengan bangsa-bangsa lain. “Hasil yang diraih dengan predikat Best Socially Oriented Project juga membuktikan bahwa para mahasiswa sebagai insan-insan akademis sangat peduli dengan permasalahan yang dihadapi Indonesia, di saat sekarang maupun mendatang, yang harus mampu menjaga keberlangsungan seluruh sumber dayanya,” pungkasnya.

445